Bisnis.com,JAKARTA--- Korporasi konstruksi dan investasi milik negara, PT PP (Persero) Tbk., berencana melakukan 4 aksi korporasi untuk anak usahanya sebagai bagian dari pengembangan usaha pada 2017.
Direktur Utama PTPP Tumiyana mengatakan aksi korporasi yang disiapkan oleh perusahaan antara lain penerbitan saham baru (right issue) PT PP Properti Tbk., dan penawaran saham perdana (IPO) PT PP Peralatan, PT PP Precast dan PP Energi yang akan dipisah (spin off) menjadi perusahaan sendiri.
Tumiyana mengatakan target dana right issue PP Properti itu sebesar Rp1,6 triliun dimana PTPP akan memberikan suntikan modal Rp1 triliun. “[Dana] dari publik bisa sekitar Rp600 miliar,” katanya di Gedung BEI, Rabu (3/8).
Dana hasil right issue itu akan digunakan oleh PP Properti untuk proyek terkait perumahan, termasuk pemukiman untuk masyarakat menengah ke bawah. Rencana right issue itu akan dilakukan pada awal 2017.
Selain itu, perusahaan berencana melakukan IPO PP Peralatan dengan target dana Rp1,15 triliun. Pada saat ini, pilar bisnis PP Peralatan meliputi penyewaan peralatan konstruksi dan
pemborongan bekisting proyek gedung.
PP Peralatan memiliki sejumlah peralatan untuk disewakan antara lain tower crane, passenger hoist, earth moving equipment dan perancah bekisting. “Kita akan menjadi spesialis,” katanya.
Di samping itu, manajemen mengincar dana sekitar Rp1 triliun dari IPO PP Pracetak. Dana tersebut bakal digunakan untuk pengembangan high risk building precast. Kapasitas perusahaan diharapkan dapat meningkat setelah aksi korporasi itu dilakukan.
Pada saat ini, PP Pracetak mengoperasikan sejumlah pabrik pracetak di Cilegon dan Sadang. Pabrik pracetak di Cilegon memiliki kapasitas 180 ribu ton per tahun dan pabrik di Sadang berkapasitas 160 ribu ton per tahun.
Tumiyana mengatakan porsi saham yang rencananya dilepas ke publik sekitar 30%-35% dari jumlah saham saat ini. Rencana IPO PP Pracetak akan dilakukan pada kuartal III dan IPO Peralatan pada kuartal IV.
Selain itu, dari rencana aksi korporasi PP Energi, manajemen perusahaan mengincar dana sekitar Rp4 triliun. Pada saat ini, bisnis energi PTPP masih berupa divisi dan akan dipisah menjadi perusahaan tersendiri. “Sekarang masih embrio,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel