Bisnis.com, JAKARTA — Keterlibatan bank pelat merah dalam pendanaan proyek LNG Tanggung Train 3 menandai kesiapan perbankan menggarap lebih jauh peluang penyaluran kredit di sektor hulu minyak dan gas bumi.
Sejumlah tiga bank badan usaha milik negara (BUMN) memastikan keterlibatan mereka dalam proyek tersebut. Mereka adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Bank-bank pelat merah itu tidak sendiri, dari dalam negeri terlibat pula PT Indonesia Infrastructuree Finane alias IIF. Total penyaluran pinjaman yang dikucurkan empat perseroan ini mencapai US$100 juta, adapun masing-masing berkontribusi sebesar US$25 juta dengan tenor 13 tahun.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan pendanaan untuk proyek LNG Tangguh Train 3 ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi bank lokal agar lebih berani berperan di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas).
“Indonesian bank menunjukkan mereka sudah mulai bisa bersumbangsih di proyek-proyek besar,” tuturnya.
Fasilitas pinjaman komersial yang ditandatangani tersebut merupakan bagian dari paket pinjaman senilai total US$3,745 miiliar atau sekitar Rp50,557 triliun. Selain dari dalam negeri, paket pinjaman juga datang dari lembaga keuangan China, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Perancis, Singapura, dan lain-lain.
Perjanjian tersebut merupakan kelanjutan dari pengumuman keputusan akhir investasi yang dilakukan kontraktor kontak kerja sama Tangguh pada 1 Juli 2016. Fasilitas pinjaman dilakukan melalui metode trustee borrowing scheme (TBS) dengan HSBC New York sebagai wali amanat dan HSBC Jakarta sebagai akun bank di dalam negeri.
“Untuk sektor hulu migas di Indoensia, perbankan dalam negeri memang perlu ekspansi lebih jauh,” ucap Kartika.
Walaupun bisnis migas relatif sedang tertekan, perbankan justru menilai untuk jangka panjang sektor ini tetap menjanjikan. Setidaknya Bank Mandiri yakin pada saat Tangguh Train 3 mulai beroperasi, bisnis oil and gas di Tanah Air kondusif.
Kartika menjelaskan sebelumnya perbankan pelat merah memang tebilang sangat berhati-hati terhadap penyaluran kredit ke hulu migas. Selain mengkhawatirkan faktor resiko, kendala lainnya adalah sukarnya bersaing dengan bank-bank asing serta minimnya expertise di bidang ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel