Bisnis.com, MALANG—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menjadikan Program Desa Siaga Aktif Inklusi Keuangan (Pro-Desiku) dan Pembiayaan Mikro Sanitasi yang dilaksanakan di Kab. Malang, Jawa Timur, sebagai model inklusi keuangan di desa.
Anggota Dewan Komisioner OJK Kusumaningtuti S. Soetiono mengatakan program tersebut merupakan kali pertama diterapkan di Indonesia. Karena itulah pelaksanaannya perlu terus dipantau.
“Jika ternyata berjalan baik, maka bisa dijadikan model inklusi keuangan di pedesaan,” ujarnya di sela-sela pengukuhan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kab. Malang di Malang, Senin (8/8/2016).
Pro-Desiku merupakan program literasi, edukasi, dan inklusi keuangan yang diperuntukkan bagi masyarakat desa yang belum terjangkau informasi keuangan maupun produk dan jasa keuyangan melalui pendampingan yang dilaukan oerangkat kesehatan desa, bisan, perawat, mantra, dan petugas Posyandu, sebagai agen literasi dan inklusi keuangan.
Sedangkan program Pembiayaan Mikro Sanitasi merupakan salah satu bentuk inklusi keuangan dari Pro-Desiku dan dalam rangka mendukung program Dinas Kesehatan Kab. Malang untuk meingkatkan taraf hidup sehat melalui kebersihan sanitisasi.
Produk pembiayaan mikro tersebut ditujukan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khsusunya sanitasi melalui pembiayaan mikro yang difasilitasi oleh agen literasi dan inklusi keuangan dalam hal ini bidan dan perangkat kesehatan lainnya.
Menurut Kusamaningtuti, tingkat inklusi keuangan sangat penting karena penelitian menunjukkan bahwa tinggi rendahnya inklusi suatu negara terkait dengan tinggi rendahnya kemajuan negara.
Intinya, semakin tinggi angka inklusi keuangan suatu negara, maka semakin maju negara tersebut, begitu pula sebaliknya. Demikian pula, semakin maju suatu negara makin sejahtera individu masyarakatnya.
Di Indonesia, literasi keuangan 21% pada 2013, sedangkan di Thailand 78%, Malyasia, 81%, dan Australia 96%. Di Jatim kondisinya lebih bagus, yakni angka literasi 23%, sedangkan inklusi keuangan mencapai 71%.
Menurut Bupati Malang Rendra Kresna Pro-Desiku dan Pembiayaan Mikro diharapkan dapat mempercepat program 100-0-100 pada 2019, yakni 100% sanitasi, 0% daerah kumuh, dan 100% air bersih.
“Sekarang pencapaian sanitasi sudah mencapai 87%,” ujarnya. Dengan direalisasikan model penyuluhan ke masyarakat desa dan pembiayaan mikro seperti di Kec. Poncokusumo, maka percepatan angka sanitasi 100% bisa cepat terpenuhi.
Pembuatan jamban keluarga secara sederhana, sebenarnya relatif kecil biayanya, yakni Rp1,6 juta. Dengan biaya sebesar itu, maka keluarga akan mampu memenuhinya, apalagi dengan cara diangsur. Namun yang perlu ditumbuhkannya, tingkat kesadaran masyarakat untuk mengikuti pola hidup bersih dan sehat. (k24)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel