Kabar24.com, JAKARTA - Wacana Mendikbud Muhadjir Effendy tentang sekolah sehari penuh atau full day school direspons banyak kalangan, salah satunya dengan munculnya penolakan di petisi online change.org.
Petisi "Tolak Pendidikan 'Full Day'/Sehari Penuh di Indonesia" yang dimulai Deddy Mahyarto Kresnoputro di laman change.org, hingga Kamis (11/8/2016) pukul 10.45 WIB telah didukung 38.667 orang. Sebelumnya hingga 10.00 WIB dukungan mencapai 38.542 orang dari target 50.000 pendukung.
"Tren sekolah di negara-negara maju saat ini adalah less school time, no homework, more about character building," tulis Deddy dalam pengantar petisinya di laman change. org.
Deddy mempermasalahkan wacana sekolah sehari penuh dengan alasan pendidikan dasar yang tidak siap menghadapi perubahan zaman yang begitu pesat, di tengah pemerintah belum selesai membenahi masalah kurikulum yang kerap kali berubah.
Terkait alasan sekolah sehari penuh akan ditambah kelas agama untuk mencegah hal-hal negatif yang bisa didapat anak di luar sekolah, misalnya ekstremisme, Deddy berpendapat yang perlu belajar dalam hal ini adalah orang tua untuk dapat mengarahkan anak agar tidak terjerumus hal-hal negatif.
Mengutip tulisan dari salah satu portal, Deddy juga mengatakan sekolah sehari penuh seperti melepas tanggung jawab orang tua terhadap anak-anak ke sekolah dan akan merenggut interaksi antara anak dan orang tua.
"Pemerhati pendidikan lain menganggap bahwa homeschooling menjadi pilihan yang paling tepat dibandingkan mengirimkan anak-anak ke 'pabrik' pendidikan yang bernama sekolah sehari penuh," tulisnya.
Petisi tersebut ditujukan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy, Presiden Joko Widodo dan para orang tua murid.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel