Produksi AS & Arab Saudi Naik, Harga Minyak Merosot

Bisnis.com,11 Agt 2016, 19:46 WIB
Penulis: Hafiyyan

Bisnis.com, JAKARTA--Harga minyak mentah tertekan akibat peningkatan produksi dua produsen terbesar di dunia, yakni Amerika Serikat dan Arab Saudi. Minyak WTI diprediksi kembali menurun menuju US$40 per barel dalam waktu dekat.

Pada perdagangan Kamis (11/8) pukul 16:07 WIB harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak September 2016 turun 0,3 poin atau 0,72% menuju US$41,41 per barel. Dalam waktu yang sama, harga minyak Brent kontrak Oktober 2016 merosot 0,26 poin atau 0,59% menjadi US$43,79 per barel.

Lukman Otunuga, Research Analyst FXTM, menuturkan harga minyak tertekan karena pemerintah AS meningkatkan proyeksi produksi. Sentimen ini semakin membebani pasar yang masih mengalami surplus.

Data U.S. Energy Information Administration (EIA) yang dirilis Rabu (10/8) waktu setempat, menunjukkan minyak mentah AS per Jumat (5/8) meningkat 1,05 juta barel atau 0,2% menuju 523,601 juta barel dari pekan sebelumnya. Artinya, dalam empat minggu berturut-turut, persediaan minyak bertumbuh.

Berbanding terbalik, tingkat produksi mingguan AS turun 15.000 barel per hari menjadi 8,445 juta barel per hari. EIA memperkirakan penyedotan minyak mentah Paman Sam pada 2016 turun 7,42% menjadi 8,73 juta barel per hari dibandingkan tahun sebelumnya.

Lukman memaparkan, tekanan yang membuat aksi jual semakin besar sejak Rabu dengan adanya berita tentang Arab Saudi yang menggenjot produksi. Bulan lalu, Arab menghasilkan 10,67 juta barel per hari demi memenuhi meningkatnya kebutuhan pada musim panas.

Berdasarkan laporan bulanan OPEC periode Agustus 2016, tingkat produksi Arab Saudi menunjukkan tren kenaikan. Terkini, level penambangan produsen utama organisasi itu pada kuartal I/2016 sebesar 10,23 juta barel per hari, dan kuartal II/2016 sejumlah 10,36 juta barel per hari.

Meskipun berulang kali menyuarakan akan melakukan pembatasan suplai, level produksi OPEC tetap bertumbuh. Pada kuartal I/2016, empat belas anggota organisasi menghasilkan 32,5 juta barel per hari, dan kuartal II/2016 sejumlah 32,77 juta barel per hari.

Tingkat output Juli juga meningkat menjadi 33,1 juta barel per hari. Selain Arab, pertumbuhan produksi terutama disumbang oleh Irak. Pada kuartal IV/2015, negeri tersebut memproduksi 4,23 juta barel per hari, dan pada Juli menggenjot hingga 4,32 juta barel per hari.

Menjelang gelaran International Energy Forum di Aljazair yang berlangsung 26-28 September 2016, Mohammed Al Sada, Menteri Energi Qatar sekaligus Presiden OPEC mengatakan organisasinya akan membahas upaya menstabilkan pasar minyak mentah.

Dia menyebutkan permintaan yang lebih tinggi sepanjang semester II/2016 turut membawa pasar ke arah keseimbangan baru. Al Sada pun meyakini penurunan harga minyak baru-baru ini merupakan volatilitas yang sementara.

"Walaupun sebagian anggota OPEC telah mengadakan pembicaraan tentang kemungkinan pembekuan level produksi, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh untuk menghentikan tren bearish," paparnya dalam publikasi riset, Kamis (11/8).

Pasalnya sudah berkali-kali organisasi mewacanakan pembatasan suplai, tetapi tidak kunjung terealisasi.

Oleh karena itu, harga minyak diprediksi masih bearish di tengah kombinasi buruknya faktor fundamental dan selera investor yang berkurang. Harga minyak WTI dapat menurun kembali menuju posisi US$40 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini