Pemprov Sumut Dapat Tambahan 69 Toko Tani

Bisnis.com,11 Agt 2016, 01:13 WIB
Penulis: Febriany Dian Aritya Putri

Bisnis.com, MEDAN - Sumatra Utara akan mendapatkan tambahan 69 Toko Tani Indonesia (TTI) pada tahun depan. Adapun, saat ini Sumut telah memiliki 60 TTI sejak Mei 2016.

Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Sumut Suyono menuturkan, tambahan TTI tersebut akan bertempat di luar Medan, seperti Pematang Siantar. Sebelumnya, 60 TTI beroperasi di Medan, Deli Serdang, Serdang Bedagai, dan Langkat.

"Kami senang dengan rencana tambahan dari pemerintah pusat ini. Artinya, pemerintah menganggap selama ini TTI di Sumut beroperasi efektif," ucapnya, Rabu (10/8/2016).

Adapun, alasan penempatan TTI tambahan di Pematang Siantar yakni, merupakan salah satu daerah survei Indeks Harga Konsumen (IHK) BPS, selain Medan, Padang Sidempuan, dan Sibolga.

"Di Pematang Siantar, beras sering menjadi pemicu inflasi. Dengan hadirnya TTI kami berharap tidak harga stabil, tapi juga pasokan terjamin. Tapi selama ini dengan kerja sama Bulog dan TPID, harga beras di Sumut cukup stabil," tambahnya.

Kendati demikian, BKP Sumut akan terus mengevaluasi operasional 60 TTI yang sudah ada dengan gabungan kelompok tani (gapoktan), terutama untuk manajemen, pembukuan, laporan, hingga kualitas beras dan harga jual.

"Jangan sampai beras TTI disalahgunakan, seperti bermutu jelek. Kami juga tidak ingin ada penyalahgunaan penjualan beras, dan laporan penjualan yang tidak becus," ucap Suyono lagi.

Evaluasi juga akan dilakukan Kementerian Pertanian dalam waktu dekat.

Ekonom Universitas Sumatra Utara Wahyu Ario mengatakan TTI perlu terus dikembangkan. Pasalnya, keberadaan TTI mampu memutus rantai distribusi beras yang selama ini cukup panjang.

"Dengan memutus mata rantai distribusi, maka TTI bukan hanya membantu konsumen bisa semakin mudah mendapatkan beras, tetapi juga harganya murah. Adapun keuntungan untuk petani adalah harga jual yang sesuai bahkan menguntungkan," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini