Bisnis.com, JAKARTA – PT Asuransi Sinar Mas mengejar pendapatan premi bruto senilai Rp700 miliar dari produk asuransi kesehatan di tengah kondusifnya peningkatan lini bisnis tersebut.
Dumasi M.M. Samosir, Direktur Pemasaran PT Asuransi Sinar Mas mengungkapkan pendapatan premi asuransi kesehatan mencapai Rp455 miliar atau tumbuh 19% pada semester pertama tahun ini Padahal, dalam dua tahun terakhir realisasinya mengalami penurunan.
Pendapatan lini bisnis asuransi itu bahkan pada Juli 2016 sudah mencapai Rp540-an miliar. “Sejak mencapai Rp800-an miliar pada 2013, premi asuransi kesehatan terus menurun dalam dua tahun terakhir. Jadi tahun ini arahnya rebound,” ungkapnya, Rabu (10/8/2016).
Asuransi Sinar Mas, sambung Dumasi, menargetkan perolehan premi bruto dari lini bisnis tersebut dapat kembali menyentuh Rp700 miliar.
Dengan memanfaatkan momentum tersebut, perseroan pun meluncurkan produk Simas Sehat Platinum untuk menyasar segmen high end. Dia menilai selama ini segmen tersebut potensial karena umumnya belum memiliki produk asuransi kesehatan.
“Selama ini kan yang high end ini kan tidak beli polis karena duit-nya banyak. Ini waktunya bagi mereka memproteksi diri dengan asuransi kesehatan yang luar biasa luas benefitnya,” ujarnya.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, anak usaha Sinar Mas Group di bidang asuransi kerugian ini per Juni 2016 merealisasikan pendapatan premi bruto senilai Rp3,07 triliun.
Realisasi itu bertumbuh 15,23% sebab pada Juni 2015 perseroan mencatatkan pendapatan premi senilai Rp2,66 triliun. Perolehan paruh pertama 2016 itu pun mencapai 60,20% dari target premi bruto sepanjang tahun ini yang dipatok senilai Rp5,1 triliun.
Dumasi menuturkan pada paruh pertama tahun komposisi perolehan premi perseroan tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan tahun lalu. Asuransi properti masih menempati urutan pertama dengan kontribusi hingga 45% dari total premi bruto.
Menyusul, premi dari lini bisnis kendaraan roda empat sebesar 15% dari rotal premi dan asuransi kesehatan sekitar 13%. Sedangkan, peningkatan nilai premi tertinggi pada periode tersebut dicetak oleh asuransi marine cargo yang mencapai 119% dan marine hull 97%.
Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Yasril Y. Rasyid mengakui lini bisnis asuransi kesehatan menunjukkan kinerja di luar perkiraan meskipun kesepakatan final terkait skema koordinasi manfaat atau coordination of benefit dengan BPJS Kesehatan belum tercapai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel