Bisnis.com, JAKARTA - Angan-angan empat bank pelat merah di Tanah Air untuk memiliki perusahaan switching diklaim tak lain bermaksud untuk memberi kemudahan kepada nasabah, bukan hanya menguntungkan bisnis mereka.
Pembentukan perusahaan switching Himpunan Bank Negara (Himbara) merupakan kelanjutan dari praktik sinergi bank-bank BUMN, yaitu BNI, BTN, BRI, dan Bank Mandiri. Pada tahun ini saja mereka berencana mengintegrasikan puluhan ribu anjungan tunai mandiri dan mesin electronic data capture.
Direktur Digital Bankingdan Technology Bank Mandiri Rico Usthavia mengutarakan sinergi bank pelat merah, misalnya melalui integrasi ATM dan EDC, pada dasarnya memang menguntungkan bagi bank. Mereka bisa menekan biaya-biaya operasional.
Namun tidak hanya bank, imbuhnya, sinergi tersebut juga bakal membawa manfaat bagi nasabah. Salah satu yang paling mudah dirasakan ialah berkurangnya biaya transaksi antarbank Himbara. Sayangnya, Rico mengaku belum bisa mengungkapkan berapa pengurangan ongkos transaksi ini.
“Kami sedang review juga soal [pengurangan biaya transaksi antarbank]. Sekarang sekitar Rp7.500, bagaimana agar bisa dikurangi. Kita lihat nanti, sekarang belum bisa ngomong,” tuturnya kepada Bisnis.com, Kamis (18/8/2016).
Selain biaya transaksi yang lebih ringan, nasabah juga bakal dimudahkan dengan ketersediaan ATM dan EDC yang lebih banyak berkat intergrasiantarbank BUMN. “ATM bisa tersebar lebih luas jangkauannya,” ucap Rico.
Pembentukan switching Himbara merupakan wujud kelanjutan sinergitas bank-bank pelat merah. Pasalnya Bank Negara Indonesia, Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara, dan Bank Rakyat Indonesia resmi meluncurkan mesin ATM bernama ATM Himbara pada akhir Desember 2015.
Saat itu langsung disebar anjungan tunai mandiri (ATM) sejumlah 50 unit di berbagai titik di DKI Jakarta dan sekitarnya. Himbara hendak mengintegrasikan sampai 10.000 ATM dan 60.000 electronic data capture (EDC) pada bulan-bulan mendatang.
Semakin sempurna integrasi ATM dan EDC di antara bank pelat merah diharapkan bisa menekan overhead cost biaya-biaya operasional. Terlebih lagi, teknologi informasi kelak menjadi satu, demikian pula data recovery center (DRC).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel