Hotspot Meningkat di Kalbar, Gubernur Minta Hujan Buatan

Bisnis.com,19 Agt 2016, 18:45 WIB
Penulis: Ropesta Sitorus
Titik api pemicu kebakaran hutan dan lahan./Ilustrasi

Kabar24.com, JAKARTA - Dalam seminggu terakhir titik panas (hotspot) di Kalimantan Barat meningkat secara signifikan. Satelit Modis dari NASA mendeteksi 158 hotspot di Kalimantan Barat pada Jumat pagi (19/8/2016). Sebelumnya pada Kamis (18/8) jumlah hotspot di Kalimantan Barat sebanyak 106 titik. 

Gubernur Kalimantan Barat telah menetapkan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan berlaku 1/6/2016 hingga 1/9/2016. Untuk mengatasi hotspot kebakaran hutan dan lahan yang meluas, Gubernur Kalimantan Barat mengajukan surat permintaan kepada BNPB agar dibantu helikopter water bombing, hujan buatan dan helikopter patroli pada 16/8/2016. 

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, mengatakan pihaknya menyiapkan dua helikopter water bombing.

"Perijinan terbang ke Kementerian Perhubungan masih diproses. BPPT menyiapkan pesawat terbang Casa TNI AU dan bahan semai untuk hujan buatan," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat(19/8/2016).

Hujan buatan diperkirakan dapat dilakukan minggu depan. Sutopo menambahkan keterbatasan pesawat terbang menyebabkan operasi hujan buatan seringkali terkendala.

"Untuk mencakup wilayah Kalimantan yang luas diperlukan pesawat Hercules C-130 yang mampu menjelajah luas dan membawa bahan semai 8 ton untuk hujan buatan."

Sementara itu, jumlah hotspot fluktuatif setiap harinya. Kebakaran hutan dan lahan di Riau masih terjadi di beberapa tempat.

"Pantauan satelit menunjukkan sebaran asap atau gas CO2 menyebar hingga Selat Malaka. Namun demikian belum mempengaruhi kualitas udara di Malaysia dan Singapore. Indeks Standar Pencemaran Udara di Malaysia dan Singapore masih baik."

Pemantauan satelit Modis dari Lapan terdapat 339 hotspot pada Jumat pagi (19/8/2016) yaitu 218 hotspot untuk hotspot dengan tingkat kepercayaan sedang (30 - 79%) dan 121 hotspot untuk tingkat kepercayaan tinggi (80 - 100 %).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini