BI Kaltim Gandeng Muamalat Edukasi Keuangan Digital ke Pesantren

Bisnis.com,19 Agt 2016, 01:14 WIB
Penulis: Nadya Kurnia
Era digital/Ilustrasi-freshconsulting.com

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur mulai menyosialisasikan sistem Layanan Keuangan Digital (LKD), bersama Bank Mualamat, bank sentral menjadikan Pondok Pesantren Hidayatullah Balikpapan sebagai proyek percontohan LKD.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Mawardi Ritonga mengatakan Ponpes Hidayatullah menjadi proyek percontohan LKD yang pertama di Kaltim. Penerapan LKD ini juga akan berlanjut tahun depan, saat ini bank sentral telah mengkaji beberapa pesantren di Kaltim.

"Penerapan LKD ini bertujuan agar masyarakat mulai mengetahui manfaat layanan keuangan non tunai. LKD sendiri sistemnya sama seperti branchless banking, jadi kerja samanya dengan agen. Banknya nanti tidak hanya dari Muamalat, bisa dari bank mana saja," jelas Mawardi, Kamis (18/7/2016).

Dia mengatakan hingga saat ini separuh dari total jumlah penduduk Indonesia masih belum pernah mengakses layanan perbankan. Oleh karena itu, keberadaan LKD ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, baik yang telah menjadi nasabah ataupun yang belum.

Sementara itu, Region Head Bank Muamalat Kalimantan Karsono mengatakan penerapan sistem LKD telah dijalaninya sejak dua tahun belakangan. Namun, khusus untuk proyek percontohan LKD dengan Bank Indonesia, Ponpes Hidayatullah merupakan institusi pertama yang menerima layanan LKD.

Menurutnya, pondok pesantren berpotensi besar untuk dimasuki sistem LKD. Sebab perputaran uang di pesantren cukup besar. Dengan LKD, perputaran uang yang mulanya hanya berasal dari santri, bisa bertambah dua kali lipat karena LKD bisa dimanfaatkan juga oleh penduduk di sekitarnya.

"Kami punya 15 kantor cabang [termasuk cabang pembantu] di Kalimantan Timur, masing-masing kantor ada sekitar 20 LKD. Jadi sudah ada sekolah, perguruan tinggi, dan pesantren yang sudah menerima layanan LKD," ucap Karsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini