BURSA AS: Wall Street Ditutup Melemah Tipis, Harga Minyak Tekan Sektor Energi

Bisnis.com,23 Agt 2016, 06:56 WIB
Penulis: Aprianto Cahyo Nugroho
Bursa AS./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham AS melemah tipis pada perdagangan Senin (22/8/2016) karena penurunan harga minyak yang membebani sektor energi dan diimbangi oleh penguatan sektor bioteknologi.

Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 23,15 poin atau 0,12% ke 18.529,42, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 melemah 1,23 poin atau 0,06% ke 2.182,64.

Harga minyak mentah menguat lebih dari 3% setelah menyentuh level tertinggi dalam dua bulan terakhir pekan lalu, di tengah kekhawatiran meningkatnya ekspor bahan bakar China, peningkatan ekspor minyak mentah Irak dan Nigeria, serta peningkatan jumlah rig minyak di AS.

Penurunan harga minyak ini menyeret sektor energi indeks S&P melemah 0,9% dan menjadi sektor dengan kinerja terburuk dari 10 sektor di indeks S&P.

Mendekati akhir musim laporan keuangan, fokus investor akan beralih ke pidato Gubernur Federal Reserve Janet Yellen pada hari Jumat di pertemuan bank sentral tahunan di Jackson Hole, Wyoming, untuk menilai kemungkinan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang.

"(Indeks tertekan oleh) harga minyak dan ketidakpastian mengenai pertemuan Jackson Hole, dan selalu ada beberapa kejutan muncul dari Jackson Hole," kata Jack Ablin, kepala investasi di BMO Private Bank seperti yang dikutip Reuters.

Kemungkinan kenaikan suku bunga acuan ditopang oleh komentar Wakil Gubernur the Fed Stanley Fischer bahwa ekonomi AS mendekati target tingkat pekerjaan dan inflasi dari the Fed.

Sektor bioteknologi mendapat dorongan akuisi Pfizer atas produsen oban kanker Medivation senilai US$14 miliar. Saham Medivation melonjak hampir 20%.

Produsen chip Intersil melonjak 19,8% sebuah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Renesas sedang dalam tahap hakhir negosiasi untuk mengakuisisi perusahaan senilai sekitar US$2,99 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini