Kenaikan Harga Rokok Bakal Tingkatkan Peredaran Rokok Selundupan

Bisnis.com,25 Agt 2016, 12:50 WIB
Penulis: Gemal Abdel Nasser P
Rokok dijual di sebuah gerai waralaba, di Jakarta, Minggu (21/8)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, PEKANBARU - Ekonom Riau mengkhawatirkan dampak naiknya harga rokok akan meningkatkan peredaram rokok selundupan yang lebih berbahaya untuk dikonsumsi. 

Joko, Ekonom Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, menilai salah satu daerah tempat beredarnya rokok selundupan adalah Riau. Rokok selundupan itu dijual ke pedesaan. Rokok tersebut lebih berbahaya dikonsumsi dari pada produk rokok ternama memiliki cukai. 

"Jika rokok yang biasa dikonsumsi akan mengalami kenaikan harga secara drastis, seperti yang akan diusulkan pemerintah, maka perokok lebih memilih rokok selundupan. Karena harganya lebih murah," kata Joko, Kamis (25/8/2016). 

Tahun lalu, Ditjen Bea Cukai  mengamankan dan memusnahkan jutaan bungkus rokok selundupan. Joko mengatakan, beberapa sindikat telah tertangkap dan diadili membuktikan bahwa Riau marak dengan peredaran rokok selundupan. 

Rokok tersebut tidak memiliki cukai dan dinilai merugikan negara. Joko menilai maraknya peredaran rokok tersebut justru akan membuat negara kecolongan pendapatan. 

Dikatakan, pedagang di Riau juga sudah mulai menimbun rokok. Praktik ini bisa dijerat pidana dan dapat merusak rantai perekonomian. 

"Langkah yang tepat dilakukan pemerintah adalah memperbaiki tata niaga tembakau atau rokok agar tidak ada dampak negatif yang terjadi," kata Joko. 

Sementara itu, praktisi hukum Riau Asmanidar menanggapi naiknya harga rokok akan meningkatkan beberapa tindak kriminalitas, seperti penyelundupan.

Meski mendukung gagasan tersebut demi kesehatan, menurutnya pemerintah perlu mengkaji dampak negatif yang timbul akibat meningkatnya harga rokok itu.

"Jika ada gagasan menaikkan harga rokok. Pemerintah harua bertanggungjawab dengan dampaknya. Termasuk dampak kriminalitas yang dikhawatirkan bakal terjadi," kata Asmanidar. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini