HARGA MINYAK 26 AGUSTUS: Intervensi Dinyatakan Tidak Perlu, WTI dan Brent Melemah

Bisnis.com,26 Agt 2016, 13:15 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Kilang BBM/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia terpantau melemah pada perdagangan siang ini, Jumat (26/8/2016), setelah pernyataan Menteri Energi Arab Saudi menurunkan ekspektasi akan intervensi pasar yang kuat oleh para produsen minyak dalam diskusi bulan depan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak Oktober berbalik melemah hingga 0,15% atau 0,07 poin ke US$47,26 per barel pada pukul 12.22 WIB, setelah dibuka naik tipis 0,08% atau 0,04 poin di posisi US$47,37.

Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak Oktober juga melemah 0,26% atau 0,13 poin ke level US$49,54, setelah dibuka turun tipis 0,02% atau 0,01 poin di level 49,66.

Seperti dilansir Reuters hari ini, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih kemarin menyatakan keyakinan atas tidak perlunya intervensi yang signifikan di pasar selain membiarkan bekerjanya alur suplai dan permintaan.

Ia juga menambahkan bahwa pasar telah bergerak pada arah yang tepat.

Komentar Khalid dilaporkan memperkecil ekspektasi intervensi pada pasar yang telah dibebani oleh kelebihan suplai selama lebih dari 2 tahun.

Seperti diketahui, para anggota Organization of Petroleum Exporting Countries (OPEC) akan bertemu di sela-sela Forum Energi Internasional (IEF), yang akan diikuti oleh para produsen dan konsumen energi, di Aljazair pada 26-28 September.

Sementara itu untuk perdagangan Kamis (25/8/2016), WTI kontrak Oktober ditutup menguat 1,20% ke level US$47,33 per barel di New York Mercantile Exchange. Adapun minyak Brent patokan Oktober berakhir rebound 1,26% ke level US$49,67 per barel di ICE Futures Europe Exchange.

Harga minyak mentah menguat menyusul pemberitaan Menteri Minyak Iran Bijan Namdar Zanganeh akan berpartisipasi dalam pertemuan informal anggota OPEC di Aljazair bulan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini