Sumber Daya Manusia Faktor Utama Nilai Tukar Petani

Bisnis.com,26 Agt 2016, 14:25 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Petani sedang panen gabah/Antara

Bisnis.com, TERNATE -  Perwakilan Bank Indonesia (BI) Maluku Utara (Malut) menyatakan, sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam menentukan Nilai Tukar Petani (NTP) di provinsi ini, yang dalam beberapa bulan terakhir mengalami penurunan.

"Hal ini harus jadi perhatian pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten/kota. Menurunnya NTP Malut harus dilihat dari faktor-faktor penyebab yang saling berkaitan," kata Kepala Perwakilan BI Malut, Dwi Tugas Waluyanto di Ternate, Jumat (26/8/2016).

Dia menjelaskan, penyebab menurunnya NTP Malut harus dilihat dari beberapa faktor penyebab, di antaranya biaya produksi, transportasi dan distribusi, dan kompetensi petani yang sangat menentukan kualitas produksi.

Pembangunan infastruktur jalan harus diutamakan di pusat-pusat produksi pertanian untuk mengurangi biaya transportasi.

Faktor lainnya adalah pemasaran, dimana hasil produksi harus bisa terserap oleh pasar.

"Faktor teknis budi daya juga penting. Petani harus mampu mengakses pengetahuan untuk meningkatkan kompetensinya dalam bertani. Kadang-kadang petani sudah merasa ahli dalam bertani tanpa menyadari bahwa teknologi pertanian sudah berkembang," kata Dwi Tugas.

Ia menambahkan, hal yang tidak kalah penting adalah regenerasi petani, dengan meyakinkan angkatan muda bahwa profesi petani juga sangat menjanjikan untuk masa depan yang gemilang.

"Semua orang mesti juga tahu, apalagi di kalangan muda, bahwa dengan bertani kita juga hidup, dengan bertani masa depan juga cerah, sebab bertani itu merepukan pekerjaan yang termasuk manusiawi," katanya.

Dwi Tugas lebih jauh menyatakan, NTP di Malut merupakan permasalahan semua pihak. Dinas atau instansi terkait dan para ilmuwan atau akademisi sangat diharapkan mau turut berperan dalam upaya menjaga agar tidak terus menurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini