Realisasi Impor Sapi Bakalan Capai 67%

Bisnis.com,29 Agt 2016, 20:22 WIB
Penulis: Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Sepanjang Januari hingga Agustus tahun ini, pemerintah mencatat realisasi impor sapi bakalan [sapi yang diimpor untuk digemukkan] telah mencapai 402.163 ekor atau 67% dari total kuota impor sepanjang tahun 2016 yaitu 600.000 ekor.

Data yang diperoleh Bisnis dari Kementerian Pertanian menunjukkan pada periode Januari-April lalu, alokasi impor sapi bakalan tercatat sebanyak 200.000 ekor. Hingga akhir periode, realisasinya sebanyak 198.150 ekor atau menyentuh 99,075%.

“Untuk caturwulan kedua, alokasi impor sapi bakalan sebanyak 250.000 ekor, realisasinya per tanggal 24 Agustus sudah 204.013 atau 81,6%,” jelas Direktur Kesehatan Hewan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita di Jakarta, Senin (29/8).

Da berharap pelaku usaha dapat mengakselerasi impor sapi bakalan sehingga dapat membantu program pemerintah dalam menurunkan harga daging sapi hingga Rp80.000 per kilogram.

Sementara itu, Kementerian Pertanian mengeluarkan imbauan pada seluruh pelaku usaha penggemukan sapi potong (feedloter) untuk sekaligus mengajukan volume impor sapi indukan saat mengajukan rekomendasi teknis izin impor sapi bakalan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Hari Priyono menyampaikan per caturwulan akhir tahun ini, feedloter diminta mengajukan impor sapi bakalan dan indukan dengan komposisi masing-masing 80 : 20.

Adapun, pemerintah menetapkan kuota impor sapi bakalan pada periode 2016 akhir yaitu 150.000 ekor.

“Untuk sementara ini kami sudah meminta semua feedloter, saat mereka mengajukan proses perizinan impor sapi bakalan, untuk juga mengajukan impor sapi indukan sesuai kapasitas perusahaan mereka,” kata Hari pada Bisnis.

Kendati berupa imbauan, Hari mengatakan pemerintah akan meminta feedloter untuk menerapkan secara tegas aturan ini. Tanpa mengajukan volume impor sapi indukan, perusahaan tidak akan diberikan kuota sapi bakalan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini