Centex (CNTX) Roll Over Utang US$22,5 Juta

Bisnis.com,30 Agt 2016, 19:30 WIB
Penulis: Sukirno
Industri benang/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten tekstil dan garmen, PT Century Textile Industry Tbk. (CNTX) melakukan pembiayaan kembali melalui roll over atas utang-utang jangka pendek senilai US$22,5 juta setara dengan Rp294 miliar.

Hiroshi Inoue, Direktur Century Textile Industry, mengatakan perseroan memiliki utang bank jangka pendek hingga 30 Juni 2016 senilai US$22,5 juta. Manajemen mengaku berusaha melakukan pelunasan bertahap atas utang-utang bank jangka pendek tersebut.

"Perseroan melakukan roll over atas utang-utang bank jangka pendek per bulan dan per tiga bulan," katanya, Selasa (30/8/2016).

Dia menjelaskan, untuk utang bank jangka pendek dijaminkan oleh Toray Industries Inc., sebagai perusahaan induk dengan jaminan US$28,5 juta. Perseroan juga memiliki fasilitas utang bank jangka pendek yang belum digunakan hingga 2017 senilai US$11 juta.

Sementara itu, emiten bersandi saham CNTX tersebut masih mencatatkan akumulasi rugi pada semester I/2016 senilai US$16,41 juta dari kuartal sebelumnya US$15,91 juta. Perseroan mengklaim akan memperbaiki kinerja agar akumulasi rugi dapat berkurang.

Dia beralasan, pasar Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang, yang belum sepenuhnya pulih membuat persaingan di bidang tekstil diperkirakan akan lebih sulit. Namun, industri tekstil dan garmen di Indonesia diperkirakan terus berperan penting di wilayah Asia Pasifik.

Untuk itu, sambungnya, perseroan mengklaim dapat mengambil keuntungan dari lokasi di Indonesia. Manajemen Centex juga berharap terjadinya pertumbuhan pasar di dalam negeri, serta permintaan produk berkualitas tinggi akan meningkat dari sebelumnya.

"Saat ini, perseroan aktif mencari pangsa pasar baru, meningkatkan efisiensi di semua unit usaha, meningkatkan produk berkualitas untuk memperbaiki kinerja perseroan," katanya.

Hiroshi menambahkan, pada tahun-tahun mendatang perseroan masih akan menghadapi saat-saat yang berat. Margin usaha diproyeksi masih akan terkoreksi.

Kondisi itu membuat perseroan akan melakukan inovasi produk, efisiensi, dan pengendalian biaya. Meski kondisi bisnis kian sulit tahun ini, perseroan akan fokus pada bisnis garmen dengan penjualan langsung ke pabrik pakaian jadi dan SPA.

Selain itu, katanya, perseroan akan menguatkan fungsi pengembangan produk untuk meningkatkan nilai tambah. Perseroan juga menggeser produk bernilai tambah untuk mempekuat daya saing produk tekstil.

Adapun, persaingan biaya produksi dari produk tekstil di Indonesia disebut melemah. "Alasan utamanya adalah biaya produksi yang meningkat drastis, seperti kenaikan biaya energi dan biaya tenaga kerja," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini