Bisnis.com, JAKARTA— Nilai tukar rupiah ditutup berbalik melemah 1 poin atau 0,01% ke Rp13.268 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2016).
Rupiah dibuka menguat 0,14% atau 18 poin ke 13.249 per dolar AS.
Sepanjang perdagangan bergerak di kisaran Rp13.228 - Rp13.287 per dolar AS.
Pergerakan dolar AS yang didorong pernyataan Fed terkait optimisme kenaikan suku bunga pada tahun ini, masih menjadi sentimen utama.
Nilai tukar rupiah ditutup berbalik melemah 1 poin atau 0,01% ke Rp13.268 per dolar AS setelah diperdagangkan pada kisaran Rp13.228 - Rp13.287 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah menguat tipis 6 poin atau 0,05% ke 1Rp13.261 menjelang penutupan perdagangan hari ini.
Nilai tukar rupiah menguat 0,10% atau 13 poin ke 13.254 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2016).
Nilai tukar rupiah menguat tipis 0,06% atau 8 poin ke 13.259 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan pagi ini, Selasa (30/8/2016).
Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,14% atau 18 poin ke 13.249 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (30/8/2016).
Indeks dolar Amerika Serikat menguat pada penutupan perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB.
Indeks dolar AS terkerek ke level tertinggi dalam lebih dari dua minggu perdagangan, setelah pejabat Federal Reserve memberikan sinyal akan menaikkan suku bunga bulan depan.
The Bloomberg Dollar Spot Index, yang melacak kekuatan greenback terhadap 10 mata uang utama global, naik 0,1%ke level tertinggi sejak 9 Agustus 2016.
Dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama setelah Gubernur Bank Sentral AS Janet Yellen mengatakan ekonomi menguat.
Sinyal tersebut diperkuat pernyataan Wakil Ketua Fed Stanley Fischer yang mengatakan terbuka kemungkinan kenaikan suku bunga pada September 2016.
Saat ini peluang 34% untuk kenaikan Fed rate pada September, dari angka 24% seminggu sebelumnya.
Pengamat ekonomi saat ini tengah menunggu data gaji yang akan dirilis akhir pekan ini.
"Apresiasi dollar kemungkinan berlanjuta," kata Atul Lele, Kepala Investasi Deltec International Group seperti dikutip Bloomberg, Selasa (30/8/2016).
The Fed menggelar pertemuan kebijakan berikutnya pada 20-21 September 2016.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel