CIMB Tunggu Restu OJK Sambil Jaga Kestabilan Modal

Bisnis.com,31 Agt 2016, 19:05 WIB
Penulis: Dini Hariyanti
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, TANGERANG—PT Bank CIMB Niaga, Tbk. terus menunggu restu dari Otoritas Jasa Keuangan agar bisa bergabung dalam kategori BUKU IV.

 

Presiden Direktur PT CIMB Niaga, Tbk. Tigor M. Siahaan mengatakan kendati modal inti perusahaan sudah bertambah tetapi penetapan kategorisasi bank umum kegiatan usaha (BUKU) harus menunggu approval Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

 

“Yang diperhatikan OJK juga adalakestabilan permodalan kami. Kami harus direstui OJK. Makanya, kita lihat saja nanti,” katanya.

 

Sebelumnya, Bank CIMB Niaga sempat mengutarakan kesiapan naik kelas ke BUKU IV pada penghujung 2016. Hal ini sejalan dengan akan ditambahnya modal inti mencapai Rp30 triliun. Adapun sampai dengan pertengahan tahun, perseroan membukukan modal inti lebih dari Rp29 triliun.

 

 

Dengan demikian, bank asal Malaysia tersebut meyakini paling lambat awal 2017 dirinya bakal naik ke BUKU IV. Apabila terealisasi maka CIMB Niaga menjadi bank kelima berstatus BUKU IV setelah BRI, Bank Mandiri, BNI, dan BCA.

 

“Yang menentukan BUKU berapa itu OJK, yang pasti kami akan terus meningkatkan modal inti kami. Ke depan jadi BUKU berapa ya kita lihat saja,” ucap Tigor.

 

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 14/26/PBI/2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank dikelompokanlah perbankan dalam empat kategori berdasarkan besaran modal inti mereka. Bank BUKU IV adalah mereka yang memiliki modal inti di atas Rp30 triliun.

 

Mereka bisa melakukan seluruh kegiatan usaha dalam rupiah dan valuta asing serta melakukan penyertaan sebesar 35% pada lembaga keuangan di dalam dan di luar negeri dengan cakupan wilayah yang lebih luas dari BUKU 3 (international world wide).

 

“Sejauh ini sebetulnya kami tidak merasa ada hambatan. Memang kalau dari segi modal inti bertambah, OJK memberi peluang untuk masuk ke BUKU IV,” tutur Tigor.

 

Sejauh ini CIMB Niaga memang menunjukkan kinerja keuangan yang positif. Per akhir Juni tahun ini perseroan meraup laba bersih (konsolidasi) Rp736 miliar. Nilai ini tercatat meningkat 318,2% secara year on year.

 

Tigor sempat mengatakan kenaikan laba bersih itu terdorong bertambahnya pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi Rp5,81 triliun (y-o-y) dan peningkatan pendapatan nonbunga menjadi sebesar Rp1,46 triliun (y-o-y). Kedua sumber pemasukan tersebut masing-masing tumbuh sebesar 4,8% dan 24,1% dari pencapaian periode yang sama tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini