Dampak La Nina, Curah Hujan Tinggi Diharapkan Bisa Tekan Karhutla

Bisnis.com,02 Sep 2016, 20:46 WIB
Penulis: Puput Ady Sukarno
Sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ogan Ilir berlari sambil menggotong mesin penyedot air saat akan memadamkan kebakaran lahan yang terjadi di Pemulutuan, Ogan Ilir (OI), Sumatera Selatan, Rabu (17/8)./Antara

Kabar24.com, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa seiring terdeteksinya fenomena La Nina, selain berdampak meningkatnya curah hujan, juga berdampak positif terhadap penurunan jumlah kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan.

Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan daerah Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera bagian Selatan dan sebagian Kalimantan yang biasanya kekeringan, tetapi saat ini intensitas kekeringan sangat kecil.

"Tidak banyak lahan pertanian yang puso. Masyarakat yang mengalami kekeringan dan krisis air tidak banyak. Hanya terjadi di beberapa daerah yang memang endemik kekeringan karena faktor geologis dan hidrometeorologis," terangnya, Jumat (2/9/2016).

Menurutnya meningkatnya curah hujan selama musim kemarau dan upaya pemerintah yang lebih baik dibandingkan sebelumnya telah menyebabkan luas kebakaran hutan dan lahan lebih menurun, baik jumlahnya maupun sebarannya.

"Jumlah hotspot dari satelit modis terdapat penurunan 61% hingga periode akhir Agustus," tambahnya.

Sebelumnya, BMKG melaporkan prakiraan awal musim hujan 2016/2017 di sebagian besar wilayah Indonesia akan terjadi pada Agustus – November 2016 (92,7 %).

Sifat hujan pada periode musim hujan 2016/2017 secara umum diprakirakan 51% normal, 48% di atas normal, dan hanya 1% di bawah normal.

"Kami imbau masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan dari ancaman banjir dan longsor," ujarnya, Jumat (2/9).

Sutopo menegaskan bahwa BMKG telah mendeteksi munculnya fenomena La Nina meskipun masih lemah pada akhir Agustus 2016 dan diprediksi La Nina bertahan hingga awal 2017.

Menurutnya bersamaan dengan La Nina, terjadi fenomena Dipole Mode negatif sejak Mei 2016, yang diprediksi bertahan hingga November 2016, dan kondisi anomali suhu muka laut yang hangat disekitar perairan Indonesia.

"Kondisi demikian akan menyebabkan tingginya curah hujan di Sumatera dan Jawa bagian Barat," ujarnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini