Harga Komoditas Pangan Turun, Jateng Deflasi 0,28%

Bisnis.com,02 Sep 2016, 04:36 WIB
Penulis: Muhammad Khamdi
Komoditas pangan/Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Penurunan harga berbagai komoditas pada Agustus tahun ini membuat Jawa Tengah mengalami deflasi 0,28%.

Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Jateng, pada Agustus 2016 terjadi deflasi sebesar 0,28% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,58 lebih rendah dibandingkan dengan Juli 2016 yang mengalami inflasi sebesar 1,00% dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 123,93.

“Deflasi di Jateng ada beberapa penurunan harga komiditas makanan,” papar Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Jateng Jam Jam Zamachsyari di Semarang, Kamis (1/9/2016).

Berdasarkan data, terjadi penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 0,93%. Beberapa komoditas pada kelompok makanan yang mengalami penurunan harga di antaranya daging ayam ras, gula pasir, wortel, bawang merah, beras, bawang putih, pir, jeruk, daging ayam kampung, kol putih/kubis, kelapa, semen, tomat sayur dan komoditas pangan lainnya.

Selain kelompok makanan, yang juga mengalami penurunan indeks adalah kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 1,40%. Untuk kelompok transportasi, ada penurunan tarif angkutan antarkota dan tarif kereta api.

Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Kota Purwokerto sebesar 0,51% dengan IHK 121,79, diikuti Kota Kudus sebesar 0,48% dengan IHK sebesar 129,65. Selanjutnya, deflasi di Kota Tegal sebesar 0,45% dengan IHK sebesar 121,83, Kota Solo sebesar 0,25% dengan IHK sebesar 121,36.

Untuk Kota Semarang, deflasi sebesar 0,21% dengan IHK sebesar 123,44 dan deflasi terendah terjadi di Kota Cilacap sebesar 0,18% dengan IHK sebesar 126,90.

“Dengan terjadinya deflasi kali ini kondisi ekonomi Jateng lebih baik dibandingkan bulan Juli yang mengalami inflasi sebesar 1% dengan IHK sebesar 123,93. Harapannya ke depan harga lebih terkendali," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini