BI: Saatnya Pariwisata Jadi Tumpuan Perekonomian Domestik

Bisnis.com,02 Sep 2016, 17:38 WIB
Penulis: Dini Hariyanti

Bisnis.com, MANADO — Bank Indonesia memastikan keputusan untuk menjadikan sektor pariwisata sebagai penyokong andalan pertumbuhan ekonomi tepat dilakukan sekarang ini.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengakui keterbatasan infrastruktur sebagai salah satu hambatan dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Tapi, imbuhnya, pemerintah baik pusat maupun daerah tak perlu menunggu sampai infrastruktur sempurna dulu baru memperkuat pariwisata.

“Apakah infrastruktur harus dibenahi dulu baru berani kita undang wisatawan? Atau, keduanya kita kembangkan bersamaan. Saya kira yang lebih pas kalau opsi yang kedua,” ucapnya usai diskusi publik terkait pariwisata sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru, di Manado, Jumat (2/9/2016).

Apabila membicarakan upaya pengembangan parisawata dan perbaikan infrastruktur, menurut Perry, ibarat membahas mana yang lebih dulu muncul di antara telur dan ayam. Padahal untuk membiayai perbaikan infrastruktur butuh dana dan salah satu sumber yang menjanjikan adalah pariwisata.

Bank Indonesia menilai secara umum pariwisata layak untuk dijadikan salah satu penggerak roda perekonomian utama. Saat ini bukan lagi waktunya Indonesia menggantungkan pertumbuhan ekonomi dari perdagangan komoditas mengingat tak sedikit yang ekspor dan harganya merosot.

Pasalnya, menurut Perry, perlambatan ekonomi Indonesia saat ini banyak dipengaruhi dinamika di dalam maupun luar negeri, termasuk gejolak harga komoditas tersebut. Oleh karena itu, negara ini tak bisa lagi terus mengadalkan ekspor sumber daya alam seagai penggerak ekonomi.

“Kondisi saat ini membuat kita harus mencari sumber ekonomi baru. Indonesia harus mencegah penurunan perlambatan ekonomi lebih dalam. Makanya, kita harus perkuat sumber pertumbuhan ekonomi jangka menengah, seperti pariwisata,” ucap Perry.

Guna mengoptimalkan daya saing pariwisata dibutuhkan kerja sama berbagai pihak. Bukan hanya pemerintah pusat, tetapi juga pemerintah daerah harus ambil bagian secara aktif. Ini juga butuh sokongan pelaku bisnis.

Saat ini sudah ditetapkan empat destinasi wisata di kawasan timur Indonesia (KTI). Tapi kembali lagi, pengebangan wisata di KTI masih menghadapi sejumlah tantangan, seperti kurangnya konektivitas infrastruktur menuju objek wisata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini