Perbankan Sulut: Kinerja Juli Melambat

Bisnis.com,07 Sep 2016, 15:00 WIB
Penulis: David Eka Issetiabudi
Kondisi kinerja perbankan di Sulawesi Utara pada Juli 2016 melambat./ilustrasi

Bisnis.com, MANADO— Baik bulanan maupun tahunan, kondisi kinerja perbankan di Sulawesi Utara pada Juli 2016 melambat. Hal ini tercermin dari melambatnya pertumbuhan dua indikator utama perbankan yaitu penyaluran kredit dan penghimpunan dana masyarakat.

Di tengah perlambatan tersebut, aset perbankan Sulut tercatat mengalami peningkatan, tercatat tumbuh membaik menjadi sebesar 12,04% (yoy) jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh sebesar 9,44% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Peter Jacobs mengatakan perlambatan dana masyarakat (DPK) utamanya disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan tabungan sebagai komponen terbesar. Tabungan sebelumnya tumbuh 19,09% (yoy) pada bulan ini tercatat hanya tumbuh 10,91% (yoy).

“Perlambatan pertumbuhan tersebut secara umum disebabkan oleh penarikan dana oleh masyarakat yang dilakukan awal Juli menjelang Idulfitri dan pertengahan Juli memasuki maraknya perayaan Pengucapan Minahasa dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan perayaan dua hari besar tersebut,” tuturnya dalam keterangan pers, Rabu (7/9).

Perlambatan DPK juga turut disebabkan oleh melambatnya komponen deposito yang salah satunya disebabkan oleh penyesuaian suku bunga deposito perbankan dampak dari penurunan BI Rate yang terjadi sejak awal 2016. Disisi lain, kontraksi komponen giro mulai mengalami pertumbuhan positif pasca terkontraksi pada sebelumnya dampak dari pembayaran THR ke rekening pegawai.

Peter menambahkan berdasarkan bentuknya, DPK masih didominasi oleh tabungan dengan pangsa 45,7%, diikuti oleh deposito dan giro yang masing-masing 34,1% dan 20,2%.

Dari sisi penyaluran pembiayaan, kredit masih tercatat tumbuh melambat menjadi sebesar 9,15% (yoy) dari sebelumnya mampu tumbuh sebesar 9,86% (yoy). Berdasarkan penggunaannya, perlambatan kredit disebabkan oleh melambatnya kredit investasi ditengah pemulihan perekonomian domestik yang masih cukup rentan terhadap ketidakpastian eksternal.

“Disisi lain perlambatan kredit konsumsi disebabkan oleh perlambatan pada hampir seluruh jenis kredit konsumsi yaitu kredit multiguna, KPR dan perlengkapan,” katanya.

Berdasarkan sektor ekonomi, perlambatan pertumbuhan kredit produktif terjadi pada hampir seluruh lapangan usaha dengan penerima pembiayaan terbesar yaitu lapangan usaha perdagangan (share 55%) dan pertambangan dan penggalian (11,1%).

Di tengah perlambatan tersebut, lapangan usaha konstruksi mengalami hal yang sebaliknya, maraknya realisasi proyek pemerintah menjadi salah satu sumber pendorong pertumbuhan positif lapangan usaha konstruksi (8%).

Rasio LDR sedikit mengalami penurunan pada Juli 2016 menjadi 140,18% dari 140,50% pada bulan sebelumnya yang disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan DPK yang lebih dalam dibandingkan perlambatan kredit.

Di sisi kualitas kredit, rasio NPL menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 4,05%, yang mencerminkan menurunnya kualitas kredit pada Juli 2016 yang disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan kredit secara total di tengah cenderung meningkatnya kualitas kredit bermasalah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Gita Arwana Cakti
Terkini