Rugi Rp821 Miliar, Garuda Akan Restrukturisasi Biaya Operasional

Bisnis.com,08 Sep 2016, 18:16 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Direktur Utama PT. Garuda Indonesia (Persero) M. Arif Wibowo/Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (Persero) Arif Wibowo mengatakan perseroan sedang melakukan negosiasi restrukturisasi biaya operasional menyusul penurunan kinerja keuangan perusahaan pada semester I 2016 yang membukukan rugi sebesar Rp821 miliar.

"Kami sedang melakukan negosiasi restrukturisasi biaya kepada mitra (lessor). Ini menjadi tantangan bagi Garuda agar dapat tumbuh pada semester II 2016," kata Arif, di sela Indonesia Business & Development Expo (IBDExpo) 2016, di Jakarta Convention Center, Kamis (8/9/2016).

Menurut Arif, selama semester I 2016 kinerja keuangan perseroan kurang memuaskan karena dipicu peningkatan biaya operasional yang sangat besar, khususnya pada pos perawatan pesawat dan leasing (sewa beli) pesawat.

"Karena itu mau tidak mau kita harus negosiasi dengan lessor maupun pihak manufaktur (produsen pesawat)," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini posisi Garuda memanfaatkan sewa operasi mencapai 90 persen, yaitu beberapa komponen terdiri dari biaya perawatan, biasa leasing.

Untuk manufaktur negosiasi dilakukan untuk "delivery payment", dari mitra Boeing, Airbus, Bombardier dan ATR.

"Negosiasi itu bukan merupakan hal yang mudah, karena Garuda memiliki 27 lessor (perusahan pemberi leasing). Ini (negosiasi) sedan kita lakukan secara besar-besaran," ujarnya.

Ia berharap jika negosiasi tersebut berhasil akan terjadi efisiensi biaya hingg sekitar 200 juta dolar AS, diluar biaya bahan bakar.

Meski begitu Arif tidak merinci lebih lanjut soal dampak dari efisiensi yang dimaksud terhadap kinerja keuangan Garuda secara keseluruhan hingg akhir 2016.

"Kita tidak boleh prediksi, sebagai perusahaan publik yang kita bisa sampaikan indikator-indikator operasional saja," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini