Presiden Peru: Jalur Kereta Api Lintas Benua yang Diajukan China Mahal

Bisnis.com,14 Sep 2016, 14:50 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Model berfoto di samping miniatur kereta cepat China./ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

Bisnis.com, LIMA -  Presiden Peru Pedro Pablo Kuczynski mengatakan proposal jalur kereta api lintas benua, yang diajukan China untuk memangkas biaya angkutan barang Brasil ke Asia, terlalu mahal dan bangunannya membahayakan lingkungan.

Peru dan China menyepakati kaji kelayakan jalur kereta api sepanjang 5.300 kilometer, yang akan menghubungkan pesisir Atlantik Brasil dengan pelabuhan Peru di Pasifik tahun lalu pada masa pemerintahan pendahulu Kuczynski, Presiden Ollanta Humala.

Ahli lingkungan mengatakan kegiatan itu akan melintasi Amazon dan Andes sehingga dikhawatirkan merusak kawasan hutan hujan dan mengganggu penduduk asli di wilayah tersebut.

Kucznynski, yang baru menduduki jabatannya pada Juli, dalam wawancara dengan lembaga penyiaran RPP dari Beijing mengatakan bahwa dia cemas terhadap rencana kereta api dengan China itu, ketika mengunjungi pusat pembangkit energi Asia.

"Saya mengatakan kepada mereka dengan tidak bertentangan, kereta lintas-amazon itu sangat mahal dan dapat memberi akibat terhadap lingkungan, yang harus ditangani dengan hati-hati," kata Kunzcynski tanpa memberi perincian lebih lanjut.

Kunzcynski mengatakan perusahaan kereta api China yang tidak disebut namanya, tertarik untuk membangun kereta komuter di pesisir tengah Peru yang sudah disetujuinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan infrastruktur.

Presiden Peru berusia 77 yang mantan bankir Wall Street, melakukan kunjungan ke mitra-China pada akhir pekan untuk lawatan lima hari guna menjaring pemodal untuk kilang minyak, pelabuhan dan kereta api dalam upaya memperluas akses untuk pasar makanan.

Kunzcynski mengatakan kepada RPP bahwa perusahaan Aluminium Corp China tertarik untuk membangun pabrik peleburan logam di Peru dan perusahaan besi serta industri baja China juga berminat membangun pabrik pelat baja.

Ia mengatakan  Peru sebagai negara ketiga terbesar penghasil tembaga dan negara keenam dunia sebagai penghasil emas dapat lebih memeras keuntungan dari eskpor tambangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini