Bisnis.com, JAKARTA — Dampak tax amnesty sampai triwulan III/2016 diperkirakan belum terlalu terasa pada sektor properti karena semua masih menyibukan diri untuk ikut program ini. Namun, diperkirakan mulai awal 2017, pasar properti menengah atas justru akan bergerak.
CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda mengatakan, hal tersebut bukan tanpa alasan. Sampai dengan 20 September 2016, deklarasi aset telah menembus angka psikologis Rp 1.011 triliun dengan dana repatriasi Rp 55 triliun dan akan terus semakin bertambah.
Dengan masuknya dana repatriasi ini akan memberikan dorongan psikologis yang kuat bagi para investor untuk melakukan investasi di properti.
“Mengapa properti menjadi prioritas utama? Dana masuk paling tidak harus mengendap selama 3 tahun dan sektor properti sebagai investasi jangka panjang akan menjadi sebuah pilihan utama dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh,” katanya dalam riset IPW, Jumat (23/9/2016).
Menurutnya, sektor properti sebagai salah satu lokomotif perekonomian harus menjadi perhatian pemerintah. IPW menilai kehadiran tax amnesty ini harus diikuti dengan insentif bagi para pemodal untuk berinvestasi di sektor ini.
Masuknya modal dari luar negeri akan memperkuat struktur pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur dan properti baik di bursa saham maupun di sektor riil, termasuk banjirnya dana-dana murah di perbankan sehingga bunga rendah akan segera terjadi.
“Berdasarkan pengamatan di lapangan sampai sejauh ini pasar proyek di segmen menengah mulai bergerak tipis meskipun angka pastinya masih dalam proses riset dari Indonesia Property Watch,” katnaya.
Ali memperkirakn, baru Oktober pasar akan naik tipis sampai akhir tahun, di mana di akhir tahun pun terdapat bulan-bulan yang sepi transaksi misalnya pada Desember.
Meskipun pada semester II secara data telah memasuki tren naik, tetapi secara pasar keseluruhan belum terasa signifikan. Pasar akan terasa bergerak pada awal 2017.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel