Selain Serat Centhini, Sejumlah Kitab Klasik Dibahas dalam Festival Borobudur

Bisnis.com,24 Sep 2016, 17:17 WIB
Penulis: Azizah Nur Alfi
Ilustrasi Serat Centhini. /ki-demang.com

Bisnis.com, JAKARTA - Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF) 2016 yang digelar pada 5 Oktober - 8 Oktober di Magelang dan Yogyakarta, mengangkat mengangkat tema Setelah 200 Tahun Serat Centhini: Erotisisme dan Religiusitas dalam Kitab-Kitab Nusantara. Selain Serat Centhini, dibahas pula kitab-kitab klasik Nusantara lainnya.

Selain Serat Centhini, di Nusantara juga terdapat epos panjang, bahkan dapat dikatakan terpanjang di dunia, yaitu Sureq Galigo atau I La Galigo yang diciptakan masyarakat Bugis pada abad ke-13. Kitab ini dapat dikatakan sebagai ensiklopedi dari Bugis tentang kehidupan manusia dan segala hal yang berkaitan dengan alam semesta.

Sejarah dan tafsir I La Galigo akan dibahas oleh peneliti dan budayawan Sulawesi Selatan Halilintar Lathief. Kurator BWCF 2016 Seno Joko Suyono mengatakan, Halilintar Lathief akan fokus mendiskusikan tentang posisi Bissu dalam masyarakat kontemporer. Bissu adalah sebutan bagi pendeta agama Bugis yang sebagian besar adalah kaum waria. Tugasnya memimpin upacara pelantikan raja, kelahiran, perkawinan, kematian, tolak bala, persembahan, dan lain lain. I La Galigo adalah salah satu bagian dari kitab suci agama Bugis.

Selain itu, seminar bertema Sejarah dan Tafsir I La Galigo, Bissu dalam tradisi Bugis, Bali, dan tradisi Malat, akan dibahas oleh Muhlis Hadrawi, Dwi Cahyono, dan Sirtjo Koolhof.

Selanjutnya, seminar yang mengangkat tema Erotisisme dan Religiusitas dalam naskah Klasik, Kitab Batak, Sastra Padang, Masyarakat Jawa oleh Tommy Christomy, Robert Sibarani, Salfia Rahmawati, dan Raja Suwana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Setyardi Widodo
Terkini