Proyeksi Rupiah, Kembali Waspadai Sentimen AS

Bisnis.com,26 Sep 2016, 18:24 WIB
Penulis: Hafiyyan
Karyawan menghitung lembaran uang rupiah dan dolar./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Pergerakan mata uang rupiah berhasil menguat setelah Bank Sentral AS menahan pengerekan suku bunga. Namun, pasar masih harus mewaspadai pidato pejabat The Fed dan rilis PDB AS pada pekan ini.

Pada perdagangan Senin (26/9/2016), rupiah ditutup menguat 40 poin atau 0,31% ke level 13.041 per dolar AS dengan kurs tengah BI Rp13.076 per dolar AS. Dalam sepekan kemarin, rupiah berhasil meningkat 74 poin atau 0,56% dibandingkan minggu sebelumnya.

Pekan lalu, indeks dolar terkoreksi 0,56% menuju 95,477. Adapun hari ini pada pukul 17:02 WIB, dolar kembali turun menjadi 95,416.

Agus Chandra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, mengatakan mata uang rupiah masih akan dipengaruhi sentimen dari pekan sebelumnya, terutama keputusan The Fed menahan pengerekan suku bunga. Alhasil nilai dolar tidak lagi cukup kuat untuk menahan laju uang Garuda.

Meskipun demikian, pasar masih harus mewaspadai agenda dari AS, yakni pidato petinggi The Fed pada Rabu (28/9/2016) dan rilis PDB kuartal II/2016 pada Kamis (29/9/2016). "Pernyataan The Fed ini yang sangat ditunggu pasar," tuturnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (26/9/2016).

Adapun PDB kuartal II diprediksi meningkat menjadi 1,3% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 1,1%. Bila data ini terealisasi, maka dolar kembali mendapatkan gairah untuk menguat.

Secara teknikal, Agus memprediksi sepekan ini penguatan rupiah tertahan di Rp13.000 per dolar AS, sedangkan pelemahan maksimal di level Rp13.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini