Daripada BI Rate, Penurunan Giro Wajib Minimum Lebih Diharapkan

Bisnis.com,27 Sep 2016, 23:52 WIB
Penulis: Abdul Rahman
Kantor Bank Indonesia/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Ketimbang pemangkasan suku bunga acuan, penurunan giro wajib minimum atau GWM sesungguhnya lebih diharapkan bank. Pasalnya, pelonggaran tersebut dapat lebih cepat ditransmisikan ke suku bunga.

Direktur Riset Kenta Institute Eric Alexander Sugandi mengatakan penurunan GWM dampaknya akan lebih besar karena langsung menambah likuiditas di sistem perbankan yang 'dibebaskan' dari penempatan di BI.

"Tambahan likuiditas ini akan memberikan bank keleluasaan untuk menyalurkan kredit," katanya kepada Bisnis.com di Jakarta, Selasa (27/9/2016).

Sementara itu, penurunan suku bunga harus melalui beberapa tahap transmisi. Mulai dari money market rate sampai suku bunga kredit dan deposito akhir ke pihak ketiga.

Ada margin yang dikenakan bank pada penentuan suku bunga kredit, ditambah pertimbangan opsi penempatan di tempat lain seperti surat berharga. Akibatnya suku bunga kredit lebih lambat turun.

Di sisi lain, penurunan suku bunga deposito juga tidak serta merta diikuti penambahan likuiditas di sistem perbankan secara cepat karena distribusi likuiditas terkonsentrasi di bank-bank besar.

"Jadi inti masalahnya memang di lebih banyak tahapan yang mesti dilalui pada transmisi kebijakan moneter via suku bunga daripada via GWM," imbuhnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini