Samuel Sekuritas Rekomendasi Beli Saham PGAS, Target Harga Rp3.375

Bisnis.com,27 Sep 2016, 02:25 WIB
Penulis: Gloria Natalia Dolorosa
Logo Perusahaan Gas Negara/defence.pk

Bisnis.com, JAKARTA -- Samuel Sekuritas Indonesia merekomendasikan beli saham PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. (PGAS) dengan target harga saham Rp3.375.

Rekomendasi Dewan Energi Nasional (DEN) dan Kementerian Perindustrian untuk harga gas konsumer akhir (downstream) sebesar US$7,18/mmbtu dengan harga gas hulu sebesar US$4,0/mmbtu memberikan margin untuk perusahaan distribusi gas (midstream) sebesar US$3,18/mmbtu.

Harga gas pemerintah sebesar US$6,0/mmbtu). Arandi Arianta, Senior Research Analyst Samuel Sekuritas Indonesia, margin ini sedikit lebih besar dibandingkan marjin distribusi gas konvensional PGAS sebesar US$3,15/mmbtu yang menghasilkan EBITDA/mmbtu sebesar US$2,4/mmbtu.

"Menurut perhitungan kami, dengan asumsi volume distribusi flat di 802 mmscfd dan EBITDA/mmbtu sebesar US$1,8/mmbtu, PGAS masih mampu menganggarkan belanja modal US$500 juta," katanya dalam riset yang terbit pada Senin (26/9/2016).

Pada 2016 belanja modal sebesar US$800 juta, sedangkan pada 2016 belanja modal diprediksi US$500 juta. Menurut Arandi, asumsi tersebut menghasilkan EBITDA sebesar US$527 juta. Pada 2015 EBITDA sebesar US$807 juta, sedangkan EBITDA/mmbtu sebesar USD2,83/mmbtu. 

"Sehingga laba kotor/mmbtu yang diajukan oleh Kemenperin dan DEN masih mengizinkan PGAS untuk membiayai belanja modal tanpa bantuan pemerintah," katanya.

Dengan harga saham di Rp2.670, asumsi dividend payout ratio sebesar 55% dan laba bersih terhadap EBITDA sebesar 48%. Arandi mengatakan analisa sensitivitas Samuel Sekuritas menunjukkan dengan margin EBITDA di US$1,8/mmbtu, PGAS mampu memberikan yield sebesar 2,7%. Angka ini masih lebih besar dibandingkan dengan yield IHSG 2016 year-to-date yang sebesar 1,8% dan yield LQ45 sebesar 1,4%.


"Kami merevisi perkiraan kami dengan target harga di Rp3.375. Risiko adalah lemahnya volume distribusi serta penurunan harga yang lebih agresif," kata Arandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini