Bisnis.com. JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia Tbk. berharap penurunan capping bunga kartu kredit akan mendongkrak volume transaksi lebih tinggi ketimbang sebelumnya. Apalagi, rencana penurunan itu diharapkan juga bisa meningkatkan cash less society di Indonesia.
Anggoro Eko Cahyo, Direktur Konsumer Bank Negara Indonesia, mengatakan penurunan capping bunga kartu kredit itu diharapkan bisa mendoorng masyarakat bertransaksi dengan menggunakan kartu kredit. Hal ini pastinya mendorong perubahan perilaku belanja non-tunai seperti program Gerakan Nasional non Tunai (GNNT) yang diprakarsai Bank Indonesia.
"Selain itu, harapannya juga dengan penurunan capping bunga kartu kredit bisa mendorong permintaan kartu kredit baru," ujarnya kepada Bisnis.com pada Rabu (28/9/2016).
Anggoro pun memaparkan nantinya respons bank dalam menurunkan suku bunga kartu kredit bila cappingnya benar-benar diturunkan pun sebenarnya tergantung oleh tiga hal yang antara lain, pertama kondisi bank terkait biaya dana dan rasio kredit macet kartu kredit masing-masing.
Kedua, strategi bisnis masing-masing bank dalam penetrasi pasar, statussnya defender atau challenger yang bisa dilihat dengan merujuk pada penguasaan pangsa pasarnya. Ketiga, tergantung kepada kesiapan infrastruktur masing-masing bank, Jika bank sudah siap, maka mereka bisa menjadi pionir dan market mover penurunan bunga kartu kredit.
Sebelumnya, Bank Indonesia disebut berencana menurunkan capping bunga kartu kredit menjadi 2,24% dibandingkan dengan sebelumnya 2,95%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel