Jepang dan Korea Selatan Minati Mangkok Kayu Pengerajin di Jateng

Bisnis.com,30 Sep 2016, 19:32 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Mangkok kayu produksi salah satu pengrajin asal Jawa Tengah Agus Winarno mulai diminati pasar Korea Selatan dan Jepang./Bisnis

Bisnis.com, SEMARANG -  Mangkok kayu produksi salah satu pengrajin asal Jawa Tengah Agus Winarno mulai diminati pasar Korea Selatan dan Jepang.

"Sudah sejak tiga tahun lalu saya memproduksi ini, hingga kini sudah ada 14 pengrajin yang saya libatkan," katanya di Semarang, Jumat.

Berawal dari kemampuannya pada bidang furnitur, Agus yang awalnya sempat bekerja di sejumlah perusahaan furnitur memutuskan untuk berhenti dan mencoba untuk mandiri dengan usaha yang didirikannya sendiri.

Selanjutnya, Agus yang memiliki kemampuan membuat lukisan dari pelepah pisang ditawari oleh Kementerian Koperasi dan UKM untuk memamerkan produk buatannya di Smesco.

Selanjutnya, sejak itu ada permintaan dari "buyer" Korea Selatan dan Jepang untuk memenuhi permintaan mangkok kayu dari sejumlah restoran.

Saat ini, dalam satu bulan dirinya bersama para pengrajin bisa memproduksi mangkok kayu atau wooden bowl mencapai 2.000 mangkok. Meski demikian, diakuinya, saat ini sedang "low season" sehingga permintaan dari "buyer" luar negeri mengalami penurunan.

Sudah beberapa bulan ini pemilik Nariza Alam Lestari tersebut hanya memproduksi 900-1.000 mangkok/bulan. Meski demikian, pada dua bulan terakhir ini produksi mulai meningkat yaitu mencapai 1.600 mangkok dalam kurun waktu 1,5 bulan.

"Untuk pengirimannya kami lakukan melalui pesawat terbang, setiap pengiriman sekitar 1.000 pcs, pengiriman dilakukan setiap bulan," katanya.

Selain itu, pihaknya juga menjadi suplier alat makan untuk salah satu maskapai penerbangan besar di Indonesia. Dengan produksi yang dilakukannya, dalam satu bulan Agus bisa memperoleh omzet antara Rp30-50 juta.

Sementara itu, untuk terus mengembangkan usahanya, sejak tiga tahun lalu Agus menjadi salah satu UKM yang masuk dalam program kemitraan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region IV Jawa Tengah dan DIY.

"Ini sudah kedua kalinya saya mengajukan pinjaman. Pada pinjaman yang pertama saya memperoleh Rp20 juta, sedangkan pada pinjaman kedua memperoleh Rp40 juta," katanya.

Agus mengatakan, ada beberapa keuntungan yang diperolehnya ketika menjadi UKM mitra Pertamina, salah satunya adalah berhak atas bunga kredit 6 persen/tahun.

"Bunga ini sangat rendah sehingga sangat meringankan bagi pelaku usaha seperti saya ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini