Cukai Naik, Perusahaan Rokok GGRM & RMBA Kaji Kenaikan Harga Eceran

Bisnis.com,04 Okt 2016, 03:30 WIB
Penulis: Sukirno
Warga melintas di depan kantor pusat pabrik rokok PT Gudang Garam Tbk di Kediri, Jawa Timur, Selasa (30/8)./Antara-Prasetia Fauzani

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan cukai rokok yang dilakukan pemerintah membuat dua perusahaan rokok mengkaji penaikan harga jual eceran kepada konsumen demi menekan biaya produksi.

Kedua emiten tersebut adalah PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) dan PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA). Keduanya mengkaji rencana penaikan harga rokok agar tidak menggerus keuntungan.

Mercy Fransisca Hutahaean, Head of Legal and External Affairs PT Bentoel Internasional Investama Tbk. (RMBA), mengatakan perseroan masih menunggu rincian peraturan Menteri Keuangan terkait penaikkan tarif cukai.

Manajemen Bentoel Group mengaku belum dapat berkomentar banyak berdasarkan informasi yang terbatas.

"Secara umum kami ingin menyampaikan bahwa setiap kenaikan tarif cukai akan menambah beban biaya produksi," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (3/10/2016).

Dia menjelaskan, setiap perusahaan pasti akan meneruskan kenaikan tersebut kepada konsumen. Akibatnya, pasti akan terjadi kenaikan harga jual eceran.

Pada kesempatan lain, Direktur & Sekretaris Perusahaan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) Heru Budiman, mengatakan kenaikan cukai pada 2017 diperkirakan kurang dari 10% dibandingkan dengan 2016. Kenaikan cukai menjadi lonjakan biaya bagi perseroan.

"Seiring dengan kenaikan cukai, perseroan menyesuaikan harga jual produknya secara bertahap," katanya belum lama ini.

Dia menjelaskan, apabila kenaikan cukai tidak dapat diikuti dengan kenaikan harga, maka laba perseroan akan tergerus. Kenaikan harga jual yang berlebih diperkirakan dapat mengakibatkan penurunan jumlah volume.

Pemerintah menargetkan pendapatan cukai dalam RAPBN 2017 sebesar Rp157,16 triliun atau naik 6,12% dari target APBN Perubahan 2016 sebesar Rp148,09 triliun. Khusus untuk cukai hasil tembakau, ditargetkan sebesar Rp149,88 triliun atau naik 5,78% dari target APBNP 2016 sebesar Rp141,7 triliun.

Volume penjualan rokok GGRM pada paruh pertama tahun ini terkoreksi 1,8% menjadi 37,7 miliar batang dari sebelumnya 38,4 miliar. Total penjualan rokok GGRM turun lebih tinggi dari rerata industri 0,5% sebanyak 142 miliar batang pada semester I/2016.

Volume penjualan sigaret kretek mesin (SKM) full flavor, yang merupakan 77% dari total volume penjualan perseroan, turun 2,4% menjadi 28,9 miliar batang.

Pada kategori SKM rendah tar dan nikotin (SKM LTN), volume penjualan juga terkoreksi 1,6% menjadi 4,6 miliar batang. Sementara, volume penjualan sigaret kretek tangan (SKT) justru naik 1,9% menjadi 4,6 miliar batang.

Tahun ini, Gudang Garam menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai Rp1 triliun hingga Rp2 triliun. Hingga Juni 2016, perseroan telah menyerap belanja modal senilai Rp1,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini