Presiden Taiwan Tsai Ingwen Ajak Pemerintah China Berunding

Bisnis.com,10 Okt 2016, 15:35 WIB
Penulis: Newswire
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen/Reuters

Kabar24.com, TAIPEI -Taiwan mengajak China melakukan perundungan untuk menciptakan perdamaian di kawasan tersebut.

Ajakan perdamaian terhadap China diajukan Presiden Taiwan Tsai Ingwen di tengah perhentian komunikasi resmi selama lima bulan antara negara tirai bambu dan pulau berswapemerintahan tersebut.

Namun, Tsai dalam pidato pertama Hari Nasional-nya tampak tidak mengakui bahwa Taiwan adalah bagian dari China.

Pengakuan terhadap hal itu adalah syarat utama sebelum kedua wilayah dapat kembali berhubungan.

China kerap merujuk hubungan keduanya sebagaimana diatur dalam Kesepakatan 1992.

Oposisi Tsai mengatakan, Presiden mengirim sinyal rujuk ke China, tetapi ia memilih kata dengan cermat agar tidak kehilangan dukungan pegiat anti-China di wilayahnya.

"Kedua pihak mesti duduk bersama dan berunding secepat mungkin," kata Tsai merujuk dua pimpinan wilayah yang dipisahkan Selat Taiwan.

Perairan itu memisahkan pulau utama China dengan Taiwan.

Biasanya, Pidato Hari Nasional disampaikan untuk menegaskan kedudukan Taiwan terhadap China.

"Tiap hal dapat dibicarakan selama tujuannya menjaga perdamaian kawasan selat agar tetap kondusif, hingga menyejahterakan rakyat kedua pihak," katanya dalam pidato depan pejabat dalam negeri dan perwakilan asing yang disiarkan langsung televisi Taiwan.

Tsai beserta Partai Demokrasi Progresif (DPP) memerintah Taiwan akhir Mei lalu setelah menang dari penguasa sebelumnya, Partai Nasionalis.

China tampak tak mempercayai DPP karena dulunya kerap menuntut kemerdekaan Taiwan. Negara itu dianggap mampu mengambil alih dengan paksa pemerintahan wilayah tersebut jika dibutuhkan.

Namun, Tsai mengatakan akan menjaga hubungan konsisten, stabil, dan berkelanjutan dengan China.

Perempuan itu sering mengulangi bahwa hubungan antarwilayah mesti didasari "akumulasi capaian yang didapat dari interaksi dan perundingan antarwilayah selama 20 tahun sejak 1992".

"Komitmen dan itikad baik kami tak akan berubah. Akan tetapi, kami tak akan tunduk pada tekanan, juga tak kembali pada gaya konfrontasi lama," katanya.

Konsensus 1992, yang disepakati pemerintahan Nasionalis, menyebutkan Taiwan adalah bagian dari kesatuan China, tetapi kesepakatan itu menyisakan celah tafsir terkait pihak berkuasa.

Tsai pada pekan lalu menunjuk seorang politisi Pro-China untuk menjadi utusannya dalam pertemuan pemimpin wilayah Asia-Pasifik bulan depan di Peru.

Konferensi APEC pada umumnya memberi tempat bagi pejabat tinggi Taiwan dan China bertemu, mengingat kelompok itu meyertakan Taiwan bukan sebagai negara, tetapi anggota wilayah ekonomi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini