Bisnis.com,JAKARTA — Setelah menambah permodalan melalui penerbitan sukuk mudharabah subordinasi senilai Rp1 triliun, PT Bank BRISyariah bakal masuk ke pembiayaan sektor infrastruktur.
Direktur Utama BRISyariah Mochamad Hadi Santoso mengatakan saat ini perseroan tengah melakukan pendekatan ke sejumlah proyek infrastruktur yang membutuhkan pembiayaan. Salah satu yang akan dimasukinya, yaitu pembangunan jalan tol.
“Yang jelas kami sudah mulai untuk infrastruktur, terutama untuk tol. Itu kemarin kami sudah dengan Waskita Precast [PT Waskita Beton Precast Tbk.],” ujarnya usai konferensi pers mengenai penawaran umum sukuk mudharabah subordinasi I Bank BRISyariah Tahun 2016, Rabu (12/10/2016).
Hadi menambahkan, perseroan memang belum melakukan akad untuk pembiayaan ke Waskita Precast. Meski demikian, perseroan sudah memutuskan untuk menyalurkan pembiayaan sekitar Rp300 miliar ke perusahaan tersebut.
Selain dengan Waskita Precast, lanjutnya, BRISyariah pun sedang bekerjasama dengan induk perusahaan, yaitu PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk pembiayaan tol dalam kota Jakarta.
Adapun untuk sektor kelistrikan, Hadi mengatakan pihaknya sudah masuk ke sektor pembiayaan tersebut. Menurutnya, BRISyariah sudah membiayai sejumlah proyek listrik, termasuk micro hydro.
“Listrik sudah masuk lama, micro hydro. Kami mau coba masuk yang solar, itu kan juga termasuk yang sedang digalakkan dan itu potensinya banyak,” katanya.
Selama ini, Hadi mengatakan BRISyariah lebih banyak menyalurkan pembiayaan ke sektor perdagangan dan industri. Dengan menambah permodalan melalui penerbitan sukuk yang baru saja dilakukan, perseroan memiliki kesempatan untuk masuk ke sektor pembiayaan yang lebih besar.
Meski akan masuk ke sektor infrastruktur, Hadi mengatakan komposisi pembiayaan perseroan tidak akan berubah, yaitu sebesar 70% di segmen ritel serta 30% sisanya di segmen komersial.
Direktur Bisnis Ritel dan Komersial Indra Praseno mengatakan per September 2016, pembiayaan BRISyariah mencapai Rp17,7 triliun. Hingga akhir tahun ini, pembiayaan BRISyariah diperkirakan bisa mencapai Rp18,8 triliun.
“Dengan ada penambahan modal, ada perhitungan BMPK [batas maksimum penyaluran kredit] lebih lebar, bisa berikan pembiayaan ke nasabah yang lebih besar,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel