HM Sampoerna Belum Akan Tambah Pabrik Rokok

Bisnis.com,12 Okt 2016, 17:20 WIB
Penulis: Dara Aziliya

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan produsen rokok HM Sampoerna Tbk menyebut belum ada rencana investasi fisik pada 2017 mendatang.

Sejauh ini, rencana nvestasi perseroan dibatasi hanya pada belanja modal (capital expenditure/capex) tahunan sebesar Rp1 triliun per tahun.

Presiden Direktur Sampoerna Paul Jenalle menyampaikan perusahaan mengeluarkan Rp1 triliun per tahun untuk belanja reguler, yang biasanya digunakan untuk perbaikan mesin-mesin di pabrik.

Dia mengatakan sejauh ini masih akan mengoperasikan hanya dua pabrik rokok.

"Tidak ada investasi besar atau penambahan pabrik baru. Kami keluarkan Rp1 triliun untuk normal capex yang biasanya kami gunakan untuk maintenance mesin-mesin pabrik saja," kata Paul pada Bisnis di Jakarta, Rabu (12/10).

Paul menyampaikan Sampoerna memiliki dua pabrik besar yang masing-masing terletak di Sukorejo, Jawa Tengah dan di Karawang, Jawa Barat.

Tahun lalu, perseroan memproduksi 109 miliar batang rokok dengan utilisasi pabrik sebesar 80% per tahun.

"Saya bisa saja memperbarui mesin, menjual mesin lalu mengganti dengan yang lebih cepat. Tapi penggantian mesin belum tentu menambah utilisasi pabrik," ucap Paul.

Sampoerna sendiri merupakan produsen rokok dengan pangsa pasar terbesar di Tanah Air, mencapai 34%. Paul menyebut pangsa pasarnya turun dari tahun lalu yang sebesar 35%.

Kendati demikian, dia memprediksi pasar industri rokok tahun ini memang mengalami penurunan sekitar 1%-2% atau sekitar 3-4 miliar batang.

Penurunan ini terutama disebabkan kenaikan cukai rokok sebesar 10% pada tahun ini. Belum lama ini, pemerintah pun menuyebut rencana kenaikan rokok sebesar 10,67% pada awal tahun depan.

"Untuk tahun depan saya belum bisa memprediksi harga dan pasar," kata dia. Adapun, harga rokok tahun ini naik 10,7% dari tahun lalu.

Selain itu, Paul mencatat Sampoerna akan terus memperluas pasar ekspor rokok terutama ke negara-negara Asia, Australia, dan Eropa.

Saat ini volume ekspor perseroan itu hanya 5% dari total yang dipasarkan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini