HUBUNGAN RUSIA-AS: Putin Teken Penghentian Kesepakatan Pembuangan Plutonium

Bisnis.com,13 Okt 2016, 14:12 WIB
Penulis: Renat Sofie Andriani
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters

Kabar24, JAKARTA – Rusia dilaporkan telah menghentikan kesepakatan dengan AS dalam hal pembuangan plutonium dari hulu ledak nuklir yang dinonaktifkan. Keputusan tersebut dipandang sebagai akibat tindakan bermusuhan AS terhadap Rusia.

Seperti dilansir laman www.rt.com, surat keputusan yang ditandatangani oleh Presiden Vladimir Putin menyebutkan alasan atas penghentian kesepakatan tersebut.

Beberapa di antaranya adalah perubahan kondisi radikal, yang mengancam stabilitas keamanan akibat tindakan bermusuhan oleh AS terhadap Rusia.

Selain itu, Rusia juga melihat ketidakmampuan AS untuk memenuhi kewajiban membuang plutonium yang berlebihan di bawah perjanjian internasional, serta diperlukannya tindakan cepat untuk mempertahankan keamanan Rusia.

Keputusan atas penghentian tersebut mulai diberlakukan, tetapi harus disetujui oleh parlemen Rusia, yang mungkin akan menolak keputusan Putin itu.

Menurut Leonid Slutsky, yang ditunjuk sebagai Kepala Komite Hubungan Asing dalam parlemen terpilih yang baru, menyatakan bahwa hal itu akan menjadi prioritas.

Hal itu merupakan isu yang sangat penting, tentang pengambilan tindakan cepat demi melindungi keamanan nasional Rusia. Kami akan membahasnya segera setelah draft tersebut diajukan,” kata Leonid.

Dalam pernyataannya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menjelaskan bahwa penghentian kesepakatan oleh Rusia tersebut merupakan tindakan yang terpaksa dilakukan. Menurutnya, Moscow bahkan memandang kesepakatan Rusia dan AS dalam hal pembuangan plutonium itu sebagai langkah penting untuk perlucutan senjata nuklir.

“Sayangnya, dalam beberapa tahun terakhir, AS telah membuat sejumlah langkah yang tidak bersahabat terhadap Rusia. Secara khusus, dengan dalih yang salah, Washington menerapkan sanksi ekonomi skala besar dan lainnya kepada Rusia,” kata Lavrov.

Ditambahkan olehnya, sikap AS yang mencoba menangani permasalahan dengan menggunakan kekuatan, sanksi dan ultimatum, sementara masih mempertahankan kerja sama selektif dengan Rusia hanya pada wilayah yang menguntungkan AS, adalah sesuatu yang tidak ada gunanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini