Ancam Investasi, Apindo NTB: Sengketa Lahan Mandalika Harus Tuntas

Bisnis.com,20 Okt 2016, 23:00 WIB
Penulis: Eka Chandra Septarini
Wapres Jusuf Kalla (kedua kiri) mendapat penjelasan dari Dirut PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) Abdulbar M Mansoer (kanan) mengenai rencana pengembangan kawasan wisata Mandalika saat peresmian Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kuta, Praya, Lombok Tengah, NTB, Sabtu (12/12). /Antara

Bisnis.com, MATARAM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Provinsi NTB meminta pemerintah daerah dan pihak terkait segera membereskan persoalan sengketa lahan KEK Mandalika agar tidak menjadi penghambat investasi yang akan masuk.

Ketua Dewan Pengurus Daerah Asosiasi Pengusaha Indonesia Nusa Tenggara Barat Ni Ketut Wolini mengatakan permasalahan sengketa lahan tersebut membuat investor ragu untuk berinvestasi di Indonesia.

Menurut Wolini, alasan investor mengurungkan niat untuk menanamkan modalnya di kawasan Mandalika lantaran masih belum jelasnya keamanan investasi dan kepastian hukum terkait lahan tersebut.

"Kenapa sampai saat ini tidak bisa berkembang, karena ada beberapa hal yang harus dibenahi oleh pemerintah daerah, salah satunya masalah sertifikat. Banyak investor yang datang kesini mampir ke Apindo keluhannya takut berinvestasi karena ada banyak permasalahan di sertifikat," ujar Wolini saat ditemui media dalam Musyawarah Provinsi ke VII DPP Apindo NTB di Mataram, Kamis (20/10/2016).

Wolini menambahkan sudah ada beberapa negara yang ingin berinvestasi di kawasan Mandalika antara lain China, Norwegia, dan Singapura. Pengusaha Singapura bahkan sudah dua kali melakukan pertemuan dengan pihak Apindo.

Melihat kondisi yang ada saat ini, investor dari negara-negara tersebut masih berpikir ulang untuk memutarkan dananya pada kawasan Mandalika.

"Saya tidak berani memberikan yang muluk-muluk, saya berikan informasi yang terpahit agar investor tidak kapok. Kalau itu sudah jelas, kami dari Apindo bisa membantu untuk menjalin dengan investor," tutur Wolini.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini