Kredit Macet Kuartal III Mulai Susut

Bisnis.com,21 Okt 2016, 21:21 WIB
Penulis: Nadya Kurnia
Ilustrasi/JIBI

Bisnis.com, Balikpapan - Pelaku usaha perbankan di Kota Balikpapan berhasil meningkatkan kualitas kreditnya dimana Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan mencatat rasio non performing loan nett pada kuartal III/2016 hanya 5,66%.

Pada kuartal sebelumnya, rasio NPL nett mencapai sekitar 7% dengan rasio NPL gross mencapai 11,98%. Sehingga bank sentral menganggap rasio kredit macet pada kolektibilitas 5 sepanjang kuartal III mulai membaik meskipun rasio NPL gross masih tinggi, yakni 11,46%.

"Artinya perbankan telah mengupayakan perbaikan kualitas kreditnya sepanjang kuartal III, tapi ternyata ada lagi debitur yang kualitas kreditnya menurun. Jadi rasio NPL grossnya tidak menurun signifikan," jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Jumat (21/10/2016).

Dia memproyeksikan kualitas kredit perbankan hingga akhir tahun nanti tak akan mengalami perbaikan yang signifikan.

Menurutnya, banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan upaya perbankan dalam mempertahankan kualitas kreditnya, salah satunya adalah kondisi perekonomian dan kondisi keuangan pemerintah kota.

Seperti yang diketahui, Pemkot Balikpapan telah memutuskan untuk menunda pembayaran puluhan proyek pembangunan. Penundaan ini dapat berakibat pada kualitas kredit para kontraktor yang mendapatkan dana pembiayaan proyek dari perbankan.

Sementara itu, kondisi perekonomian yang belum membaik dan terbukti memberikan multiplier effect pada sektor-sektor usaha strategis, membuat perbankan kesulitan menjual agunan para debitur karena daya beli masyarakat yang menurun.

Namun, Suharman optimistis perbankan mampu mengatasi hal tersebut. Masing-masing bank, kata dia, memiliki standarnya sendiri dalam menangani rasio kredit macet yang tinggi.

"Tidak banyak terobosan baru yang bisa dilakukan perbankan dengan kondisi yang seperti ini. Akan tetapi, pasti banyak metode yang ditempuh oleh perbankan untuk menekan laju NPL sebelum akhirnya harus menjual jaminan-jaminan debiturnya."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini