Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra Credit Companies menjajaki pendanaan dengan bank dari Jepang untuk memperoleh pinjaman sebesar US$150 juta guna menopang penyaluran pembiayaan hingga akhir tahun ini.
Presiden Direktur PT Astra Credit Companie (ACC) Jodjana Jody mengatakan penjajakan pendanaan bilateral dengan Jepang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang diperkirakan mencapai Rp6 triliun sampai dengan akhir tahun ini.
“Pinjaman dari bank Jepang ini merupakan alternatif pendanaan dari bond yang baru kita terbitkan pada September sebesar Rp1,7 triliun,” kata Jodjana, Jumat (21/10/2016).
Dia menuturkan upaya penjajakan itu juga dilakukan sebagai bentuk perluasan pembiayaan yang tidak hanya mengandalkan sumber pendanaan dari dalam negeri, melainkan juga pendanaan dari luar negeri.
Menurutnya, komposisi pendanaan saat ini masih didominasi dari surat utang dengan total mencapai 46% yang terdiri dari 30% surat utang berdenominasi rupiah, dan 16% surat utang berdenominasi dolar. Kemudian, pinjaman bank sebesar 23%, pembiayaan bersama (joint financing) 27%, dan 4% sisanya dari pinjaman asing.
Sepanjang 2016, anak usaha Grup Astra itu menargetkan bisa membukukan pembiayaan Rp25 triliun atau tumbuh 10% dibandingkan realisasi pembiayaan pada tahun sebelumnya.
Dari target tersebut, sampai dengan kuartal III/2016, ACC telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp19,8 triliun atau tumbuh 14% jika dibandingkan pembiayaan pada periode yang sama tahun lalu.
Jodjana mengungkapkan faktor yang mendorong pertumbuhan pembiayaan ditengah lesunya industri otomotif ialah adanya keikutsertaan perusahaan dalam beberapa kegiatan pameran otomotif. Selain itu, sinergi dengan grup untuk meningkatkan penjualan dari kendaraan di bawah grup Astra juga berhasil memacu pembiayaan perseroan.
“Kami optimistis pembiayaan tahun ini bisa tercapai. Untuk mencapai target, kami berupaya meningkatkan penetrasi pasar ke berbagai daerah dengan menambah jumlah kantor cabang,” ujarnya.
Dia menjelaskan, dari total pembiayaan yang disalurkan, kontributor terbesar masih berasal dari segmen mobil baru dengan porsi mencapai 75%, sedangkan pembiayaan untuk mobil bekas mencapai 18%, dan 3% pembiayaan segmen lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel