Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor konstruksi mulai merancang rencana ekspansi pengerjaan proyek-proyek luar negeri, terutama peluang untuk pasar-pasar di negara baru yang mulai dikerjakan tahun depan.
Sekretaris Perusahaan PT Wijaya Karya Tbk Suradi Wongso mengatakan perseroan dalam tahap awal mencari pasar baru. Dia menyebut beberapa delegasi khususnya negara-negara di benua Afrika seperti Tanzania dan Namibia serta negara benua Eropa Spanyol telah menawarkan kerja sama. Emiten berkode saham WIKA itu mengaku tak menutup kemungkinan kerja sama, namun masih selektif dalam memilih proyek.
“Kerja samanya mungkin juga akan meluas, tak hanya pengerjaan proyek di negara-negara itu, tapi juga untuk pengerjaan di Indonesia,”katanya kepada Bisnis akhir pekan ini
BUMN konstruksi itu tengah menggodok target raihan kontrak baru bagi proyek luar negeri supaya minimal mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 20% tahun depan.
Departemen luar negeri milik WIKA telah menargetkan mengantongi kontrak baru sebesar Rp1,059 triliun hingga akhir tahun ini. Perseroan lanjutnya per September 2016 telah meraup kontrak baru luar negeri senilai Rp656,7 miliar atau 62,11% dari target kontrak baru.
Memasuki akhir triwulan ketiga, WIKA tengah mengerjakan tiga proyek strategis di Timor Leste yakni Bandara Oecusse, Timor Leste yang merupakan pekerjaan tambahan senilai Rp561,7 miliar, pembangunan Gedung ETO senilai Rp28,9 miliar, serta pembangunan Jembatan Wayono senilai Rp23,3 miliar.
Menurutnya negara-negara Afrika menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan. Mengingat makin besarnya kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara di benua hitam. Suradi memproyeksikan Afrika Selatan, Nigeria, Mesir, Kenya, Ethiopia, Aljazair, serta negara yang tergabung dalam The Economic Community of West African States (ECOWAS), Southern African Development Community (SADC), Southern African Custom Union (SACU), East African Community (EAC), dan Common Market for Eastern and Southern Africa (COMESA) akan menjadi magnet investasi yang perlu dioptimalkan.
“Selain potensi ekonomi yang tengah tumbuh, wilayah itu menjadi pasar pangsa yang potensial apabila mampu menguasai pasar konstruksi, “imbuhnya
Dia mengklaim perseroan telah masuk dalam vendor list di Aljazair berkat terselesaikannya proyek East West Motorway, jalan tol yang dikerjakan oleh perseroan bermitra dengan perusahaan konstruksi asal Jepang, Kajima Corporation. Proyek Jalan Tol itu menjadi benang merah transportasi dari Aljazair dengan Maroko pada sisi barat dan membentang hingga perbatasan Tunisia pada sisi timur. Hal itu dianggapnya akan kembali memuluskan langkah WIKA dalam membidik proyek di negara baru.
Korporasi konstruksi milik negara tersebut, dalam setiap pengerjaan proyek luar negeri menerapkan pola Project Management System atau PMS. Melalui skema itu perseroan mengerjakan keseluruhan proyek, sedangkan keseluruhan alat dan material akan disediakan oleh mitra.
“Ke depannya pola PMS itu akan kami terapkan untuk masuk ke negara Afrika lainnya. Selama ini kalau kami sudah mengenal negara tersebut dan merasa mampu baru nanti kami memutuskan akan menjadi kontraktor penuh atau bermitra dengan perusahaan lokal,” katanya
Sementara itu, sekretaris perusahaan PT Waskita Karya Tbk, Hadi Susilo menyatakan tetap mempertahankan kontribusi proyek-proyek luar negeri meskipun tengah berfokus dalam proyek dalam negeri.
“Peluang negara baru tentu ada dan sudah menjadi tugas kami untuk mencari. Target itu akan kami rapatkan akhir bulan ini,” ujarnya.
WSKT akan mengincar peluang ekspansi di negara yang secara geografis dekat dengan wilayah Indonesia serta Timur Tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel