Perusahaan Perkebunan Ini Beroperasi di Indonesia, Listing di Singapura

Bisnis.com,24 Okt 2016, 21:03 WIB
Penulis: Novita Sari Simamora
Bursa Singapura/Ilustrasi-therealsingapore.com

Bisnis.com, JAKARTA--Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah gencar meningkatkan jumlah perusahaan yang melantai di bursa Indonesia. Namun, kini masih banyak perusahaan yang beroperasi di Indonesia tetapi listing di bursa Singapura.

Misalnya saja, perusahaan perkebunan yang beroperasi di Indonesia dan listing di bursa Singapura, sekurangnya terdapat lima perusahaan. Adapun perusahaan itu yakni Bumitama Agri, First Resources, Golden Agri-Resources, Indofood Agri Resources dan Wilmar International.

Golden Agri Resources merupakan induk usaha (parent company) dari PT Smart Tbk, salah satu produsen barang konsumen berbasis kelapa sawit di dalam negeri seperti minyak makan dan lemak nabati. Berbeda dengan Golden Agri Resources yang listing di bursa Singapura, PT Smart Tbk. yang berdiri pada 1962 justru tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 1992.

Adapun Bumitama Agri memiliki lahan sekitar 171.763 hektar per Juni 2016 yang tersebar di Kalimatan Tengah, Kalimantan Barat dan Riau. Ticker yang bersandi saham BAL SP memiliki kapitalisasi pasar SIN$1.255 juta.

Selain itu, First Resources memiliki perkebunan per Juni 2016 seluas 208.064 hektar. Adapun kapitalisasi pasar perusahaan ini yakni SIN$2.803 juta.

Adapun luas lahan Golden Agri-Resources yakni 483.075 hektar.  Golden Agri-Resources merupakan grup dari Sinar Mas. Perusahaan ini memiliki kapitalisasi pasar senilai SIN$4.839 juta.

Sementara itu, Indofood Agri Resources dengan kapitalisasi SIN$628,2 juta. GPada Juni 2016, grup Salim ini memiliki luas lahan 299.497 hektar di Indonesia dan 52.640 hektar di Brasil.

Pada Juni 2016, Wilmar International memiliki 239.775 hektar lahan, dengan persebaran 166.457 hektar di Indonesia, 57.412 hektar di Malaysia dan 15.906 hektar di Afrika. Adapun kapitalisasi pasar Wilmar International yakni mencapai SIN$21.157,9 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini