JELANG BREXIT: JP Morgan Revisi Proyeksi Ekuitas di Britania Raya dan Zona Euro

Bisnis.com,24 Okt 2016, 15:15 WIB
Penulis: Yustinus Andri DP
Ilustrasi./.Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— JP Morgan Cazenove menurunkan proyeksinya terhadap bursa saham Britania Raya. Sementara itu, di saat yang sama perusahaan ini justru menaikkan proyeksinya terhadap ekuitas di Zona Euro.

Meningkatnya tekanan negatif pada ekuitas Britania Raya akibat keluarnya Inggris dari Uni Eropa (Brexit) dan naiknya imbal hasil emas, menjadi alasan JP Morgan Cazenove mengadopsi kebijakan terbarunya.

“Pekan lalu, kami mengambil keuntungan yang besar dari over weight di pasar negara berkembang karena dolar AS yang terus menanjak akibat mendekati rencana kenaikan suku buga The Fed dan pengetatan pasar properti China,” kata Mislav Matejka, Equity Strategist JP Morgan Cazenove, seperti dikutip dari Reuters, Senin (24/10/2016).

Matejka menambahkan, pemotongan proyeksi pada ekuitas Britania Raya tak lepas dari posisi ekuitas wilayah tersebut yang sempat ditargetkan mengalami over weight. Sebelumnya, Britania Raya tercatat mendapat manfaat yang besar dari eksposur di pasar negara berkembang, imbal hasil yang rendah dan melemahnya pound sterling.

Kini imbal hasil Britania Raya tercatat telah mengalami rebound. Namun, dia mengingatkan bahwa kondisi terbaru yang saat ini terjadi tidaklah terlalu meyakinkan. Untuk itu kebijakan mempertahankan proyeksi awal terhadap ekuitas Negeri Ratu Elizabeth bukanlah alasan yang tepat.

Sementara itu, untuk saham zona euro, JP Morgan Cazenove melihat ada prospek yang lebih baik. Lembaga ini berharap akan mendapat manfaat dari jatuhnya nilai tukar euro terhadap dolar AS dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu, saham bank-bank Eropa diharapkan bisa mendapatkan keuntungan dari hasil pasar obligasi yang lebih tinggi.

Kekhawatiran pasar Eropa dan Britania Raya memang telah meningkat pesat terhadap situasi yang disebut hard Brexit. Seperti diketahui, hard Brexit merupakan sebutan bagi situasi di mana Inggris benar-benar melepas seluruh hak istimewanya selama menjadi anggota Uni Eropa, setelah memutuskan keluar dari blok tersebut.

Salah satu pelepasan hak istimewa tersebut adalah kesempatan Negeri Ratu Elizabeth untuk ikut dalam pasar tunggal Eropa. Kebijakan tersebut dikhawatirkan akan mengganggu akses mitra dagang utamanya di masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini