Pertumbuhan Harga Rumah Sekunder Tak Kalah Buruk

Bisnis.com,25 Okt 2016, 19:46 WIB
Penulis: Nadya Kurnia
Ilustrasi/JIBI - Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) di Kota Balikpapan mengalami pertumbuhan dengan titik terendah sepanjang tahun, yakni hanya 0,11% pada kuartal III/2016.

Berdasarkan survei yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan, penurunan pertumbuhan IHPR terjadi secara beruntun sejak kuartal I/2016.

Bank sentral mencatat pada tiga bulan pertama, laju pertumbuhan mencapai 0,42%.

"Kemudian pertumbuhannya turun lagi menjadi 0,26% pada kuartal II dan kembali turun pada kuartal III.

Penurunan beruntun ini disebabkan oleh kondisi ekonomi daerah, terbukti dari daya beli masyarakat yang belum meningkat signifikan," jelas Kepala Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Selasa (25/10/2016).

Laju pertumbuhan harga rumah sekunder juga tak kalah buruk. Bank sentral mencatat pada kuartal III tahun ini, pertumbuhan harga rumah second tipe besar menurun sebesar -0,60%.

Setelah sebelumnya tumbuh sebesar -1,37% dan 0,14% pada kuartal II dan kuartal I.

Sementara pertumbuhan harga rumah second tipe menengah mengalami penurunan sebesar -0,54% pada kuartal III, setelah sebelumnya juga terkontraksi pada level -0,12% dan 0,18% pada kuartal II dan kuartal I.

Ketergantungan masyarakat pada satu sektor ekonomi, lanjut Suharman, akhirnya memberi imbas berlipat dan menyebar hampir pada semua sektor usaha di Balikpapan. Sehingga daya beli masyarakat secara umum pun menurun.

Memburuknya kondisi penjualan properti baru dan sekunder ini juga dibenarkan oleh Ketua Real Estate Indonesia Edi Juwadi.

Menurutnya, rumah murah dalam program sejuta rumah murah yang diinisiasi oleh pemerintah pusat merupakan satu-satunya harapan pengembang untuk tetap menjalankan bisnisnya.

"Sekarang ini beberapa marketing pengembang terus-terusan menggeber promo menarik. Bahkan down payment pun didiskon dan pembayarannya dipermudah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yoseph Pencawan
Terkini