BI Koreksi Pertumbuhan Ekonomi Jateng Jadi 5,4%

Bisnis.com,25 Okt 2016, 21:37 WIB
Penulis: Muhammad Khamdi
Ilustrasi

Bisnis.com, SEMARANG - Bank Indonesia (BI) mengoreksi pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah turun diangka 5,4% seiring dengan pemangkasan dan penghematan anggaran perjalanan dinas.

Sampai semester I/2016, BI Perwakilan Jateng memprediksi perekonomian di wilayah berpenduduk 35 juta jiwa itu bakal tumbuh sebesar 5,6%, kendati perekonomian global cukup berdampak pada ekonomi nasional.

Kepala BI Kanwil Jateng Iskandar Simorangkir mengatakan koreksi pertumbuhan ekonomi di wilayahnya karena pengaruh pemangkasan anggaran dinas.
“Awalnya kami optimis, pertumbuhan ekonomi bakal tumbuh 5,6% atau melebihi pertumbuhan nasional. Karena ada pemangkasan itu, kami koreksi menjadi 5,4%,” terangnya, Selasa (25/10/2016).

Bahkan, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi Jateng bisa jatuh ke level 5,3% jika pengeluaran anggaran yang dilakukan oleh Pemerintah masih terlalu ketat. Sejauh ini, pihaknya yakin pertumbuhan ekonomi di kisaran 5,4% dengan inflasi 2,5%-2,6%.

Mengenai inflasi, Iskandar mengatakan melihat akumulasi inflasi sampai dengan September di Jateng sebesar 1,53%. Iskandar berasumsi waktu yang tinggal tiga bulan bakal terjadi inflasi sekitar 1%.

Dia menjelaskan level itu jauh berada di bawah level inflasi nasional. Sekedar diketahui, inflasi tahunan secara nasional year on year di level 3,03%, sedangkan Jateng hanya berada di level 2,71%.

Jika melihat akumulasi nasional sebesar 1,75% dan di Jateng baru 1,53%. Sementara itu, sektor utama pendorong pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang cukup rendah tersebut yaitu industri.

"Untuk industri share-nya 35%. Walaupun pertumbuhan Amerika tidak secepat pertumbuhan yang diperkirakan sebelumnya tetapi kita masih naik pertumbuhan ekonominya, salah satu sumbernya dari ekspor," katanya.

Ekonom Universitas Diponegoro Semarang FX Sugiyanto mengatakan ekonomi di Jateng lebih banyak dipengaruhi ekspor industri tekstil dan produk kayu. Sektor itu akan berkembang dari indikator-indikator yang sekarang sudah ada.

Menurutnya, Jateng merupakan daerah berbasis industri pengolahan, selain juga perdagangan. Pihaknya melihat ada peningkatan cukup besar dalam hal ekspor tekstil dan produk tekstil. “Industri tekstil banyak yang relokasi ke sini. Ini akan menjadi penopang perekonomian di daerah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini