Investasi di Mataram Capai Rp14,8 Triliun

Bisnis.com,26 Okt 2016, 14:52 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Rumah Mutiara Indonesia di Mataram, NTB./Ilustrasi-Repro

Bisnis.com, MATARAM -  Kepala Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kota Mataram Cokorda Sudira M mencatat nilai investasi di kota ini sejak tahun 2014 hingga triwulan ketiga 2016 mencapai Rp14,8 triliun.

"Nilai investasi ini akan terus bertambah seiring dengan semakin pesatnya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di kota ini," katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Rabu (26/10/2016).

Menurutnya, dari Rp14,8 triliun investasi yang bergerak saat ini, didominasi pada bidang perdagangan dan jasa.

Hal itu dapat diketahui dari pengajuan izin gangguan (HO) yang diajukan para investor, sebab dalam pengajuan HO tercatat nilai investasi dan bidang usaha yang hendak dibuka.

"Nilai investasi Rp14,8 triliun itu belum termasuk investasi 'Trans Mart' yang akan terakomodasi pada triwulan keempat, sehingga secara otomatis pada akhir tahun ini nilai investasi di Mataram bertambah," sebutnya.

Dikatakan, terus meningkatnya nilai investasi di Kota Mataram dipengaruhi banyak faktor antara lain, kemajuan daerah pada bidang jasa, kondisi keamanan dan kenyamanan daerah.

Sementara dengan melihat luas lahan di kota saat ini yang sangat terbatas, diyakini tidak akan menutup peluang investor berinvestasi.

"Selama tidak melanggar aturan izin berinvestasi tetap kita keluarkan, tetapi jika lokasinya melanggar seperti ingin membangun di ruang terbuka hijau sudah pasti kita tolak," ujarnya.

Menurutnya, pergerakan investasi dengan total Rp14,8 triliun tertinggi pada tahun 2015, hal itu dipicu beroperasionalnya dua hotel berbintang yakni Hotel Golden Tulip dan Golden Palace.

Pada tahun 2017, sambungnya, nilai investasi diprediksi naik signifikan karena akan adanya pembangunan tiga hotel berbintang.

"Nilai investasi tiga hotel itu pastinya ratusan miliar, dan saat ini kami sedang memproses izin lokasinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini