Tiga Negara Desak Korut Lakukan Denuklirisasi

Bisnis.com,27 Okt 2016, 15:27 WIB
Penulis: Lingga Sukatma Wiangga
Uji tembak rudal balistik kapal selam dari bawah air dalam foto tidak bertanggal yang dirilis oleh Pusat Agensi Berita Korea Utara (KCNA) di Pyongyang, Minggu (24/4/2016)./Reuters

Kabar24.com, JAKARTA - Wakil Menteri Luar Negeri Jepang Shinsuke Sugiyama mengatakan, pihaknya bersama Amerika Serikat dan Korea Selatan sepakat bekerjasama mendesak Korea Utara (Korut) agar meninggalkan program nuklir dan rudal jarak jauh yang mengancam keamanan internasional.

Sebelumnya, ketegangan di semenanjung Korea memuncak tahun ini dipicu uji nuklir keempat kalinya yang dilakukan Korut  pada Januari, yang diikuti oleh peluncuran satelit, serangkaian tes dari berbagai rudal, dan uji nuklir kelima sekaligus terbesar bulan lalu.

"Kami menegaskan kembali perlunya untuk meningkatkan tekanan terhadap Korea Utara untuk menghentikan pengembangan nuklir dan rudal dan mewujudkan denuklirisasi di semenanjung," kata Sugiyama, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (27/10/2016).

Sang wakil menteri berbicara setelah pertemuan di Tokyo dengan Wakil Sekretaris AS Antony Blinken dan Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan Lim Sung-nam.

Di sisi lain, Rusia dan sekutu tunggal Korut, China, telah mendorong untuk dimulainya kembali pembicaraan enam pihak tentang denuklirisasi di Korea Utara. Pembicaraan, yang juga melibatkan Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat, telah tertahan sejak 2008.

Lim mengatakan, pemerintahnya telah memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan dengan Jepang terkait kesimpulan dari General Security of Military Information Agreement (GSOMIA), yakni sebuah pakta untuk menyepakati berbagi informasi sensitif rudal Korea Utara dan kegiatan nuklir negeri komunis tersebut.

Sebelumnya, penandatanganan kesepakatan itu diharapkan terjadi pada 2012, namun hubungan Tokyo dengan Seoul sempat terganggu oleh pertikaian teritorial dan agresi militer Jepang di masa lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini