Nigeri Hadapi Krisis Kemanusiaan

Bisnis.com,27 Okt 2016, 20:37 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Asap membubung setelah ledakan bom bunuh diri di Gombe, Nigeria (1/2/2015)./Reuters-Afolabi Sotunde

Bisnis.com, NEW YORK -  "Nigeria menghadapi krisis kemanusiaan terburuk di Benua Afrika," kata Peter Lundberg, Penjabat Wakil Koordinator Kemanusiaan PBB pada Rabu (26/10/2016).

Sementara itu hampir 400.000 anak menghadapi ancaman kelaparan di negara Afrika Barat tersebut.

Di dalam satu siaran pers yang dikeluarkan di Markas Besar PBB, new York, oleh Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), saat mengakhiri beberapa pekan pertamanya jabatannya saat ini, Lundberg meyakinkan Pemerintah Nigeria mengenai komitmen masyarakat internasional untuk bekerjasama secara erat dengan mekanisme negara bagian dan federal guna mempercepat reaksi kolektif bagi situasi itu.

Pada saat yang sama, banyak warga Nigeria di bagian timur-laut negeri tersebut menderita akibat sedikit sampai tak adanya perlindungan, keamanan, pangan atau akses ke air bersih.

Ia juga menyambut baik pengumuman baru-baru ini dari Kelompok Koordinasi Kemanusiaan Tingkat Tinggi dan Satuan Tugas Antar-Menteri dan Komite Reaksi Kemanusiaan Negara Bagian Borno serta sangat ingin menyaksikan "dampak nyata dalam beberapa pekan dan bulan ke depan".

Menurut Lundberg, bantuan kemanusiaan dari pemerintah dan masyarakat penyedia bantuan akan diberikan buat jutaan orang yang sangat memerlukan kendati kondisi tidak aman dan akses sangat terbatas.

Namun, berbagai lembaga bantuan mesti terus mempertahankan sikap netral, tidak memihak dan independen serta terus bekerja setiap kali keamanan memungkinkan.

"Keperluan saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuan reaksi dan kita harus menjamin bahwa kita memiliki akses dan sumber daya guna meningkatkan dukungan kemanusiaan dalam beberapa bulan ke depan," katanya.

Meskipun ada sumbangan yang sangat tulus dari mekanisme seperti Dana Reaksi Darurat Sentral PBB (CERF) dan bantuan dari masyarakat donor yang lebih luas, Rencana Reaksi Kemanusiaan Nigeria untuk 2016, yang memerlukan 484 juta dolar AS bagi campur-tangan penyelamat nyawa, hanya menerima sepertiga dana yang diperlukan.

"Tanpa cara untuk menanggapi, pria, wanita, anak lelaki, perempuan yang tak berdosa akan meninggal," kata Lundberg, sebagaimana dilaporkan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis pagi. "Keperluan dengan prioritas tertinggi bagi reaksi ini tetap berupa keamanan pangan, yang cuma didanai 25 persen." Ia juga menyatakan serangan terhadap rombongan kemanusiaan pada 28 Juli dan pemboman bunuh diri baru-baru ini di Maiduguri pada 12 Oktober menjadi peringatan nyata "bahwa kita tak boleh menurunkan penjagaan kita dalam suasana dengan resiko tinggi semacam itu".

Tentu saja, keamanan pelaku kemanusiaan tetap menjadi prioritas utama bagi masyarakat kemanusiaan, ia menambahkan.

Lundberg menegaskan komitmen OCHA untuk mendukung dan membantu organisasi interasional dengan susunan dan mekanisme yang mereka perlukan untuk secara aman melaksanakan pekerjaan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini