Bisnis.com, MANADO - PT Bank Mandiri Tbk. (Persero) Area Manado Sulawesi Utara mencatat rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) Kredit Usaha Rakyat (KUR) per September 2016 3% atau lebih baik dibandingkan kondisi akhir 2015 di atas 5%.
Meski kondisinya berangsur membaik, angka tersebut masih jauh berada di atas rata rata nasional yakni 1,32%, sehingga perseroan perlu melakukan upaya untuk menekan tingginya kredit macet di daerah.
Heriyadi, Vice President Bank Mandiri Area Manado mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi seretnya pengembalian kredit Usaha Mikro Kecil Menengah tersebut, salah satunya anggapan bahwa KUR merupakan bantuan pemerintah sehingga tidak harus dikembalikan.
"Tingginya NPL memang lebih banyak dipengaruhi karakter atau mindset pelaku usaha kategori mikro bahwa KUR adalah hibah karena dari pemerintah," katanya saat diskusi "Peran KUR Dalam Penguatan UMKM" di Manado, Kamis (27/10/2016).
Padahal, lanjut Heryadi, sebenarnya kredit yang disalurkan kepada debitur adalah dana milik masyarakat yang dijamin oleh Askrindo. Sedangkan pemerintah memberikan subsidi bunga sehingga KUR harus dikembalikan agar tetap bisa digulirkan sebagaimana mestinya.
"Ini perlu peran serta Pemda dan media untuk memberikan pelajaran bagi kita semua. Kami percaya diri salurkan KUR karena bunganya murah, lebih banyak permintaan. Kalau non KUR bunganya sampai 18%," ujarnya.
Target penyaluran KUR Bank Mandiri Area Manado tahun ini, kata Heryadi mencapai Rp80 miliar. Hingga September 2016 sudah tersalurkan Rp77 miliar atau 96% dari target. Hampir semua debitur sekitar 95% bergerak di sektor perdagangan karena di wilayahnya tidak ada industri. Adapun sektor lain seperti pertanian dan perikanan masih sangat kecil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel