Investasi dari Asia Timur Terus Dipacu

Bisnis.com,31 Okt 2016, 19:07 WIB
Penulis: Veronika Yasinta
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terus memacu investasi asing asal negara-negara Asia Timur seperti China, Jepang, dan Korea Selatan, mengingat banyak minat investor, terutama setelah implementasi paket kebijakan ekonomi yang memudahkan iklim investasi.

Setelah melakukan forum investasi dengan China dan Jepang, BKPM mengajak investor asal Korea Selatan untuk mengetahui lebih dalam potensi investasi di Indonesia. Penanaman modal dari negeri ginseng itu tercatat berada di peringkat keempat dengan nilai US$1,2 miliar pada tahun lalu.

Direktur Promosi Sektoral BKPM Ikmal Lukman mengatakan, hingga kuartal III/2016, investasi Korea Selatan di Indonesia baru US$743 juta dan menempati peringkat 8. Namun, dia meyakini investasi akan terus meningkty seiring meningkatnya fokus investasi pada pengolahan sumber daya alam dalam bentuk manufaktur dan sebagainya sehingga memiliki nilai tambah.

“Investasi di Indonesia saat ini tidak lagi yang berbasis sumber daya alam, tetapi mengolah hasil hasil sumber daya alam serta sektor jasa,” katanya, dalam Acara Forum Investor Korea bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Gedung BKPM, Jakarta, Senin (31/10/2016).

Sementara itu, realisasi penanaman modal asing hingga kuartal III/2016 berdasarkan asal negara diduduki oleh Singapura dengan capaian senilai US$ 2,2 miliar, Jepang US$ 1,6 miliar, China US$ 0,6 miliar, British Virgin Islands US$ 0,5 miliar dan Belanda US$ 0,5 miliar.

Direktur Pemberdayaan Usaha BKPM Partito Soeharyo menuturkan, situasi global yang melemah memicu nilai investasi asal Korea Selatan. Namun, sejumlah kemudahan investasi dari beberapa deregulasi diharapkan mampu menjadikan Indonesia sebagai destinasi menarik untuk investor asing.

Selain itu, dia mengklaim sinkronisasi peraturan dengan pemerintah daerah juga telah berjalan dengan baik dengan dihapuskannya peraturan daerah yang tidak sejalan dengan program nasional.

“Jepang, Korea, dan China termasuk negara-negara yang memang mempunyai potensi untuk investasi besar di kita. Mereka sudah menyatakan ingin berinvestasi. Regulasi kita makin baik, makin banyak yang disosialisasikan,” ucapnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini