Bisnis.com, MATARAM -- Otoritas Jasa Keuangan NTB menyayangkan penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) TKI yang masih rendah pertumbuhannya, bahkan dapat dikatakan belum optimal.
Kepala OJK NTB Yusri mengatakan, pihaknya ingin adanya sinergi antar lembaga terkait terutama industri perbankan agar penyaluran KUR TKI tersebut dapat ditingkatkan.
"Di NTB masih belum sama sekali. Masih nol penyaluran KUR TKI," ujar Yusri kepada Bisnis.com di Mataram, Senin (7/11/2016).
Yusri mengatakan, perbankan sebenarnya sudah siap untuk menyalurkan KUR TKI. Pihaknya pun telah memanggil beberapa bank penyalur KUR TKI. Dalam pembahasan tersebut disebutkan adanya permasalahan teknis dan koordinasi antar lembaga yang berwenang dalam penanganan TKI.
"Yang tahu persis [masalah] itu perbankan. Padahal bank-bank itu sudah berhubungan dengan PJKTKI yang ada di Mataram khususnya, untuk bisa bekerja sama dalam penyaluran KUR TKI ini," ujar Yusri.
Tercatat, pada 2015 plafon kredit untuk KUR TKI sebesar Rp1 trilium dengan 5 bank sebagai bank pelaksana penyalur KUR TKI. Dari plafon tersebut hanya 0,4% atau sebesar Rp4 miliar yang bisa disalurkan.
Pada 2016, plafon kredit KUR TKI ditambah menjadi Rp4 triliun dengan 6 bank pelaksana. Nilai penyalurannya pun masih berada pada angka 0,76% atau sebesar Rp23,5 miliar.
Permasalahan yang dirasakan dalam penyaluran KUR TKI antara lain kurangnya sosialisasi program penyaluran, sehingga para calon TKI tersebut lebih memilih untuk meminjam uang kepada rentenir guna membiayai keberangkatan mereka.
Selain itu, ketidaksiapan bank penyalur khususnya dari aspek infrastruktur collecting agency terutama di luar negeri serta masih minimnya pemahaman petugas lapangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel